Shilla Azlia Mirtanti

19.8K 612 17
                                    

"SHILAAAA BANGUNNN!!" Terdengar teriakan yang sangat nyaring dari lantai bawah yang berasal dari mulut laki laki berusia 19tahun. Ia kesal karena adik nya itu sangat susah dibangunkan. Sedari tadi pria berparas tampan dengan jambul dikepala itu membangun kan adik nya dengan berbagai cara. Namun tetap saja Shilla tidak mau bangun.

"Berisik lo!" Shilla meregangkan tubuh dibalik selimut putih nya. Dia terpaksa bangun karena sudah muak mendengar teriakan Shallo. Kaka nya yang kata nya tampan.

"Kalo lo ga bangun juga, lo ke sekolah naek angkot aja sana!" Shallo benar benar kesal adiknya ini sangat batu sekali. Entah siapa yang menurunkan sifat seperti ini. Padahal Shallo merasa diri nya tidak seperti Shilla. Iya, hanya perasaan nya saja.

"Anjir tungguin guee!! Iya gue mandi dulu sabarr!" Shilla tersentak ketika abang nya itu ingin meninggalkan nya. Karena kalo Shallo benar benar meninggalkan Shilla, maka Shilla akan dengan terpaksa naik angkutan umum. Menyatu dengan orang yang asing dan banyak. Shilla sangat tidak suka dengan kondisi itu. Bukan karena Shilla sombong, tapi karena dia tidak suka keramaian.

***

"Nah gitu dong" Shallo memamerkan gigi putih nya kepada adik manis nya itu karena dia merasa berhasil mengancam Shilla.

"O" balas Shilla singkat padat dan sangat jelas bahwa dia sangat kesal dengan abang nya itu.

"Al sama Ila berangkat ya bunda, bunda hati hati kalo mau ke butik" Shallo mencium pipi bunda nya yang duduk di meja makan di samping dirinya.

"Iya sayang kamu hati hati. Jaga ila ya" ucap tanti bunda Shallo dan Shilla. Tanti terlihat sangat manis dengan senyum nya. Umur nya yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi tidak bisa menghapus rupa cantik Tanti. Tanti wanita tegar yang bisa mengurus kedua anak tanpa bantuan seorang suami.

"Oke bunda. Abang akan jagain dede ila yang gemesh itu selamat sampai sekolah" ucap Shallo membanggakan dirinya sendiri. Tanti yang mendengar perkataan Shallo hanya tersenyum lebar.

"Alay" Shilla menabok punggung abang nya. Tanpa perduli Shallo meringis kesakitan.

"Ila berangkat bun. Assalamualaikum" Dengan sopan Shilla mencium tangan kanan bunda nya. Diikutin dengan Shallo yang juga mencium tangan Tanti.

Shilla berjalan didepan Shallo tanpa memperdulikan Shallo yang terus mengoceh karena Shilla selalu acuh pada nya. Shallo kesal pada adiknya. Padahal Shilla yang menebeng, tapi disini seperti Shallo yang menebeng.

"Ayo" Shilla masuk ke kursi penumpang memakai seltbelt nya dan langsung berkutat pada buku kimia, pelajaran favorit Shilla.

"Iya nyonya" Dengan sangat terpaksa Shallo mengalah lagi pada Shilla. Dia tidak mau terlambat mengantar adik gemesh nya ini. Karena kalo sampai terlambat, Shilla akan mengamuk besar besaran. Dan Shallo akan di diamkan oleh Shilla.

Pernah pada saat itu Shallo telat bangun dan terlambat mengantarkan Shilla. Betapa menyesal shallo mengacuhkan alarm di handphone nya. Alhasil Shilla terlambat ke sekolah nya 10menit dan Shilla terpaksa tidak sekolah karena gerbang sudah di tutup.

"Kebo banget sih lo! Jadi nya gue telat kan!" Begitulah kata Shilla waktu itu. Shilla memang tidak mengoceh panjang. Tapi diam nya Shilla itu menandakan dirinya sedang dalam amarah besar. Shallo sampai di diamkan selama 4hari oleh Shilla. Dan itu sangat membuat Shallo menderita. Tetapi, Shallo tau apa kelemahan Shilla. Semarah apa pun adik nya itu, pasti akan meleleh jika dibelikan lolipop berbagai rasa kesukaan nya. Memang adiknya itu gampang sekali di sogok, bahkan hanya dengan lolipop.

"Udah sampe dede Ila gemesh" Shallo membuka seltbelt yang Shilla kenakan dan mencubit gemashh pipi adik gemesh nya.

"Sakit!" Shilla mengusap ngusap pipinya yang merah karena cubitan abangnya yang gila ini. Memang laki laki di sebelah Shilla ini sudah tidak waras.

"Bilang makasih kek woi!" Ucap Shallo ketika melihat Shilla membuka pintu mobil, hendak keluar dari mobil itu.

"Makasih" singkat. Ya itu lah Shilla. Tidak mau banyak mengeluarkan kata kata yang menurut dia tidak penting.

"Cium pipi gue dong" Shallo menunjuk pipi kirinya dengan jari telunjuk menandakan dia memang sangat ingin dicium dengan adiknya.

"Apeng!" Shilla keluar dari mobil tanpa memperdulikan bagaimana ekspresi Shallo ketika Shilla menolak untuk mencium Shallo.

"Dasar dede gemesh berwatak es. Manis manis dingin manjah gitu, ih jadi gemeshh" Shallo berbicara sendiri di mobil melihat tingkah adiknya yang menurut dia sangat menggemaskan itu.

Shallo menyalakan mesin mobil nya dan beranjak dari sekolah Shilla untuk berangkat ke kampus. Bukan untuk belajar, tapi untuk bertemu dengan kekasih nya yang entah sudah menjadi wanita keberapa yang Shallo pacari.

****


Hae haee kawan kawann kuu!!
Yeyy ini first cerita akuu😙
Masih gajelas ya cerita nya? Ya namanya juga aku masih belajar
Aku bakal lebih tingkatin lagi deh hehe😁
Enjoy with my story yeah!!

Salam hangat,
Dari Silma Azkia
Calon Istri Manuel Rios Fernandez


Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang