Hujan

6.4K 328 5
                                    

Omongan orang itu gausah dipikirin. Ga berfaedah, mending mikirin gue.
-Reyhan-

****

Hujan sangat deras sekali. Untung saja Rey membawa mobil. Jadi dia bisa pulang dari Mall dengan aman.

Rey sehabis dari Mall, membeli makan malam untuk nya dan dengan sangat terpaksa Rey juga membelikan untuk ayah nya. Walaupun Rey tidak tahu makanan itu akan di makan atau tidak nanti.

Mobil Rey melaju dengan kecepatan sedang, ia harus hati hati. Jika tidak, nyawa nya akan hilang.

Rey melihat kanan, kiri jalanan. Banyak orang yang berhenti untuk berteduh sampai hujan reda. Ada ibu ibu, bapa bapa, anak anak dan satu gadis remaja sedang berdiri di depan supermarket.

Rey berhenti di depan supermarket itu, memicingkan mata nya yang hijau. Ia seperti mengenal gadis itu. Dan ternyata benar, Rey mengenal nya.

Rey membuka kacamobil nya dan memanggil gadis itu.

"Shilla"

Gadis yang dipanggil menengok ke sumber suara, hanya sedetik, kemudian memalingkan kembali wajah nya.

Rey hanya menatap Shilla dari dalam mobil nya. Melihat Shilla yang berkali kali mengecek Handphone dan berusaha menelpon seseorang.

Tadi Shilla melihat di kulkas nya, cemilan sudah habis. Padahal Shilla ingin membaca sambil nyemil. Dirumah pun hanya ada Shilla. Dengan sangat terpaksa Shilla pergi ke supermarket sendirian. Ketika keluar dari supermarket hujan turun sangat deras. Shilla sudah berkali kali menghubungi Shallo untuk meminta jemput, Tapi tidak ada jawaban.

"Lo mau tetep disini? Hujan kaya gini reda nya lama loh" bujuk Rey. Berusaha mengajak Shilla agar ikut pulang bersama nya.

Shilla berpikir sejenak. Kalau hujan reda nya malam nanti bagaimana? Shilla akan mati kedinginan disini. Tapi apakah Shilla harus berdua dalam satu mobil dengan cowo berandal itu?

Shilla mengabaikan Rey. Biarkan saja laki laki itu disitu. Shilla akan mencoba menghubungi Shallo lagi.

Merasa diabaikan oleh gadis itu, Rey keluar dari mobil nya. Menerobos hujan sebentar kemudian berdiri disamping Shilla.

"Ga dingin emang berdiri disini?" Rey berbicara pada Shilla sambil mengusap ngusap tangan nya. Udara nya sangat dingin, padahal Rey sudah memakai jaket.

Lagi lagi Rey diabaikan oleh Shilla. Rey bagaikan orang gila yang sedang berbicara sendiri. Rey menatap Shilla. Gadis itu hanya memakai celana jeans dengan kaus berwarna putih polos lengan pendek. Apakah gadis ini tidak kedinginan?

Rey melepas jaket nya, dan memakai kan jaket itu ke pundak Shilla.

Gadis yang dipakaikan jaket terkejut. Rey memberikan jaket milik nya untuk Shilla. Padahal Rey hanya mengenakan kaus oblong lengan pendek jika tanpa jaket.

Aroma parfum Rey membelai lembut indra penciuman Shilla. Ternyata Rey lebih wangi dibanding Nino. Rasanya seperti Shilla tidak ingin lepas dari wangi ini. Candu. Begitu sepertinya.

Shilla tersadar dari lamunan ngaco nya itu. Menoleh ke arah Rey dan bertanya

"Ngapain?" Shilla menoleh ke arah pundak nya sebagai tanda menunjuk jaket Rey yang sekarang menghangatkan tubuh nya.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang