Gak mungkin!

3.7K 212 16
                                    

Shallo terus berusaha menenangkan Tanti yang histeris ketika mendengar perihal kecelakaan Shilla.

Sekarang, mereka sedang berada di depan ruangan UGD tempat dimana Shilla dan Rey ditangani.

Tanti terus menatapi pintu UGD yang tak kunjung di buka oleh sang dokter. Hati nya tidak tenang. Tanti menunduk, memanjatkan doa kepada sang maha kuasa agar putri nya selamat.

Sama hal nya dengan Tanti, Tuan Doy pun terkejut ketika mendengar kabar bahwa anak semata wayang nya kecelakaan. Berkali-kali Tuan Doy memanjatkan doa agar anak nya selamat karena hanya Rey keluarga yang ia punya. Hanya Rey harta nya yang paling berharga.

"Bunda yang tenang ya, Ila pasti selamat." Ucap Shallo memberi ketenangan untuk Tanti sambil mengelus-ngelus punggung Tanti.

Tanti hanya mengangguk, bayangan masa lalu ketika suami nya meninggal karena kecelakaan terus terputar di dalam pikiran nya. Bagaimana jika Shilla ingin menyusul ayah nya?

Tanti menggeleng pelan, ia tidak boleh berperisangka buruk. Dia harus optimis dan terus berdoa untuk keselamatan putri nya.

Pintu UGD terbuka, terlihat seorang dokter dengan jas putih keluar bersama satu orang suster.

Tuan Doy menoleh, kemudian berjalan menghampiri sang dokter, "Gimana keadaan kedua anak saya dok?"

"Bapak ayah nya anak gadis itu?" Tanya sang dokter kepada Tuan Doy.

"Saya buk--"

"Saya ibu nya dok." Belum selesai Tuan Doy berbicara, Tanti sudah menyela terlebih dahulu.

"Anak laki-laki itu selamat. Hanya ada luka luka lecet di tubuh nya dan luka dibagian kepala tapi itu tidak parah." Jelas sang dokter.

"Lalu Shilla?" Tanya Tanti yang sudah tidak sabar ingin mendengar bagaimana kabar putri nya itu.

"Mari ikut saya keruangan. Ada beberapa hal yang perlu saya beritahu kepada ibu, perihal anak gadis ibu."

****


Rey menatap ayah nya dengan tatapan penuh dengan permohonan, "Ayo pah, kapan Rey bisa ketemu Shilla?"


"Kamu baru aja selesai operasi, papa gak mau kamu kenapa-kenapa."

Rey mengubah posisi nya yang awal nya tiduran menjadi duduk menyila, "Operasi nya kan kemarin, sekarang Rey udah baik-baik aja."

Tuan Doy menghelas nafas pelan, "Tapi bagaimana dengan Shilla? Shilla masih butuh istirahat."

"Ayolah pa, Rey cuma mau lihat Shilla sebentar, abis itu Rey bakal balik lagi ke sini."

Tuan Doy berdiri dari duduk nya. "Yaudah ayo, papa siapin kursi roda dulu ya." Ucap Tuan Doy yang kemudian keluar dari ruangan mencari kursi roda yang bisa Rey pakai.

****

Tanti terbangun dari tidur nya ketika sebuah tangan mungil yang ia genggam menggerakan jari nya.

Tanti mengusap pelan kepala Shilla, "Sayang? Kamu sadar?"

Mata itu terbuka perlahan, sempat menyerngit karena cahaya lampu yang menyilaukan mata yang sudah 2 hari lama nya tertutup itu.

Shilla mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Ruangan serba putih dengan berbagai macam peralatan medis. Bau obat-obatan begitu menyengat di hidung Shilla.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang