Permohonan

4.3K 236 4
                                    

Rey meregangkan tubuh sispax nya dibalik selimut putih, "Hoaaamm.."

Tangan Rey terulur ke arah handphone disamping kepala nya. Rey melihat di layar Handphone tertera jam 05.20.

Rey turun dari kasur dan menunaikan solat subuh. Dia memang nakal, tapi untuk ibadah Rey tidak akan meninggalkan nya.

Seusai solat Rey merasa perut nya terus saja berbunyi. Ia lapar. Rey turun ke lantai bawah untuk mencari makanan yang bisa ia makan. Atau bisa jadi bibi sudah menyiapkan sarapan untuk dirinya.

"Pagi den, laper ya?" Bibi menyambut hangat Rey yang datang menghampiri nya di dapur. Rey tersenyum kemudian duduk di meja makan.

"Iya nih bi, udah siapin sarapan belum?"

"Ini lagi di masak, den. Tunggu sebentar ya." Ucap bibi sambil terus mengaduk nasi goreng yang ada didalam kuali.

Rey berjalan ke arah kulkas, dia menemukan roti sobek di sana. Rey mengambil nya. Untuk ganjal perut. "Gausah bi, Rey ada roti. Rey balik ke kamar ya bi." Rey kembali ke kamar nya dengan tangan yang membawa roti dengan segelas air putih.

"Mandi, Den! Hari ini kan masih hari sekolah." Ucap bibi lembut kepada Rey. Rey sudah menganggap bibi adalah bagian dari keluarga nya juga.

"Rey ga sekolah, bi. Libur!" Teriak Rey dari lantai atas kemudian Rey masuk ke dalam kamar nya.

****

Tuan Doy keluar dari kamar nya dan berjalan menuju ruang makan. Seperti biasa Tuan Doy bergegas untuk berangkat ke kantor. Tuan Doy mengenakan jas hitam dengan dasi berwarna biru tua.

"Pagi, bi." Sapa Tuan Doy kepada bibi yang sedang mengelap piring untuk Tuan Doy di meja makan.

Tuan Doy sarapan pagi ini hanya sendiri. Ralat. Setiap pagi Tuan Doy sarapan seorang diri. Rey tidak pernah mau satu meja makan dengan Tuan Doy.

"Pagi juga, tuan." Sapa balik bibi dengan senyum manis nya. Umur bibi yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi tidak pernah bisa menghapus senyum nya. "Ini udah bibi siapkan nasi goreng nya, tuan. Silahkan di makan."

"Emm iya makasih, Bi." Tuan Doy mengambil sendok dan melahap nasi goreng nya.

"Bi?" Panggil Tuan Doy di sela-sela aktivitas makan nya.

Bibi menghentikan aktivitas nya kemudian menoleh, "Kenapa tuan?"

"Rey udah berangkat?"

"Kata den Rey sekolah nya libur tuan."

Dahi Tuan Doy bergelombang. Ini masih hari sekolah apa mungkin sekolah Rey diliburkan? Atau memang Rey saja yang malas masuk sekolah? Tapi biasanya, Rey tetap akan sekolah walau hanya numpang absen pagi.

Tuan Doy menyudahi makan nya dan kemudian berdiri, dia berjalan menaiki anak tangga. Kini Tuan Doy berada di depan pintu sebuah kamar bertuliskan 'Kamar Orang Ganteng'.

Tuan Doy mengetuk pintu kamar tersebut namun tidak ada jawaban. Tuan Doy membuka pintu dan melihat anak semata wayang nya sedang asik bermain PS.

"Yaahh! Tonjok bego! Eh si biawak ngapa jadi elu yang mati ahh payahh!" Heboh Rey. Rey tidak menyadari ada ayah nya sedang memperhatikan nya di ambang pintu.

"Rey.." panggil Tuan Doy.

Tidak ada sahutan.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang