Ingkar

4.9K 269 2
                                    

"Ternyata benar, lebih baik tidak perduli sama sekali dibandingkan perduli tapi tidak dihargai"

****

Rey dan ketiga teman nya sekarang sedang berkumpul di lapangan. Di istirahat kali ini, mereka memilih untuk bermain basket dilapangan daripada ke kantin.

"Rey oper ke gue" Ucap Albert mengarah pada Rey. Rey menoleh kemudian melemparkan bola nya ke Albert.

Rey melihat ke arah pinggir lapangan. Ada pemandangan yang membuat dia geram. Mata hijau nya menatap tajam ke arah 3 kaka kelas yang seperti nya sedang memalak adik kelas. Adik kelas itu terlihat culun.

"Bert, bola lempar ke gue" perintah Rey kepada Albert.

Setelah bola sudah berada ditangan Rey, Rey melempar bola basket ke arah 3 senior sok berkuasa itu.

Bugg

Tepat sasaran.

Bola itu mengarah pada si ketua. Bad boy seperti Rey. Namun beda nya, Fian tidak memiliki hati. Fian terlalu kriminal.

Disebrang sana Fian merasa kesakitan karena tiba-tiba ada seseorang yang melempar bola basket tepat ke arah kepala nya.

Fian melirik ke tengah lapangan, dan melihat ada seseorang dengan tubuh menjulang tinggi yang sedang menatap dirinya dengan tatapan menantang.

Fian melempar uang yang tadi dia dapatkan dari adik kelas culun itu ke wajah adik kelas tersebut. Kemudian Fian berjalan ke arah Rey dengan tatapan penuh kebencian. Sepertinya, akan ada pergulatan di sini.

"Lo yang lempar?" Ucap Fian ketiga dia sudah berada dihadapan Rey.

"Kalo iya kenapa?" Rey menaikan dagu nya. Memberikan Fian senyum sinis nya.

"Maksud lo apa hah?!" Fian membentak Rey.

"Sans, gak usah ngegas."

"Lo yang mulai duluan! Maksud lo apa ngelempar bola ini ke gue?" Fian menunjuk bola dengan dagu nya, "mau main main sama gue lo hah?"

"Maksud lo apa malak adik kelas itu? So berkuasa lo?"

"Apa hak lo disini?"

"Gue gak suka kalo ada orang yang menindas kaum lemah! Jangan mentang mentang dia culun lo bisa seenak nya malak dia!"

"Emang dia lemah kan? Dia cowo tapi kerjaan nya baca buku terus. Gue palak aja dia diem, lalu apa urusan nya sama lo?"

"Kekurangan uang lo malak orang?"

"Sialan!"

Bugg!

Satu bogeman berhasil jatuh ke pipi kanan Rey membuat pinggir bibir Rey berdarah.

Melihat Rey dipukul oleh Fian, ketiga teman Rey menghampiri Rey. Mereka takut jika nanti Rey dikeroyok oleh Fian dan kedua teman nya.

"Lo ga apa apa?" Tanya Ali pada Rey. Wajah Rey terlihat seperti sedang menahan sakit. Mungkin bogeman Fian tadi sangat keras sehingga sakit nya sangat terasa.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang