Pertengkaran

8.3K 353 3
                                    

"Anda adalah perenggut kebahagian saya!"

****

Rey memasuki rumah nya dengan langkai gontai. Malas sekali rasanya masuk ke dalam rumah besar ini. Apalagi ditambah dengan Shilla yang menolak ajakan nya dan pergi dengan si ketua osis itu.

Tangan kokoh Rey terulur untuk membuka pintu. Dilihat rumah yang besar itu cukup sepi. Dia berjalan santai menuju kamar nya di lantai atas.

"Kalo masuk itu ucapkan salam dulu Rey" Laki laki paruh baya yang sedang duduk di sofa menegor anak nya yang tidak pernah mengucapkan salam ketika masuk rumah.

Rey berhenti. Malas sekali rasanya berbicara dengan orang ini. Helaan nafas berat terdengar dari Rey kemudian dia menjawab "Gausah ngatur ngatur hidup saya. Anda tidak berhak apa apa." Rey acuh. Sangat acuh.

"Papah adalah ayah kamu Rey!" Amarah tuan Doy memuncak. Anak nya ini kurang ajar sekali.

"Anda adalah perenggut kebahagiaan saya!" Rey pun ikut emosi. Rey sangat membenci ayah nya. Sangat. Karena ayah nya penyebab kematian ibu nya.

"Papah ga pernah seperti itu. Papah selalu mengharapkan kebahagiaan kamu Reyhan.." ucap tuan Doy lirih. Tuan Doy berjalan menghampiri Rey. Berusaha mendekati anak nya itu. Namun semakin tuan Doy dekat, Rey semakin mundur menjauh.

"Jangan mendekat!" Rey mencengkram tangan nya kuat kuat. Berusaha menahan apa yang ingin menetes dari mata nya.

"Maafkan papah Rey. Papah ga ada disaat mamah kamu sakit sakitan." Tuan Doy sangat menyesali perbuatan nya di masa lalu. Karena kesibukan nya di pekerjaan, Istrinya pergi tanpa tuan Doy ketahui.

"Anda kemana di saat mamah saya sakit? Saya selalu menelpon anda. Saya ingin waktu anda agar anda bisa merawat mamah saya. Tapi anda selalu sibuk dengan pekerjaan anda. Padahal, mamah selalu menginginkan anda berada disamping nya. Mamah sangat mencintai anda. Tapi anda tidak pernah perduli. Sampai ketika mamah saya meninggal, anda tidak ada disamping nya" Tubuh Rey bagai dihantam batu besar. Tubuh nya bergetar hebat. Ia sangat sakit jika mengingat kejadian 2 tahun yang lalu itu.

Tes

Rey meneteskan air matanya. Ia sudah tidak bisa lagi membendung air yang sudah mebasahi mata nya. Rey sayang pada ayah nya. Tapi Rey juga membenci Tuan Doy karena Tuan doy hanya sayang pada pekerjaan nya.

"Maaf kan papah, maafkan papah" tua Doy pun meneteskan air mata. Betapa merasa bersalah nya dia ketika melihat Rey sangat hancur karena nya.

"Maaf anda tidak bisa mengembalikan ibu saya!" ucapan terakhir Rey, sebelum ia beranjak ke lantai atas.

Tuan Doy menatap kepergian anak semata wayang nya itu. Tuan Doy sangat menyayangi anak nya. Tuan Doy sangat terpukul dengan sifat anak nya yang berubah sangat jauh dari Rey yang dulu.

****

Rey terpuruk, Rey hancur. Sejak ibu nya meninggal, Rey kehilangan segalanya. Rey kehilangan kehangatan. Rey kehilangan cahaya nya. Rey kehilangan sebagian jiwa nya.

Isak tangis Rey tidak bisa ditahan lagi. Dia termanung di meja belajar yang dia pakai sebagai tempat bermain ps. Dia melihat sebuah foto di samping layar monitor. Ada sesosok wanita cantik yang tengah mencium anak laki laki yang usia nya berkisar 5 tahunan. Iya, anak laki laki itu Rey, dan wanita cantik itu adalah malaikat nya.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang