Larangan

5.5K 291 1
                                    

"Hukum alam itu berlaku. Jika bukan siapa-siapa maka jangan melarang apa-apa. Cukup tau diri dimana posisi kita sebenarnya"

****

"Gila! Gara gara lo,sekelas ngerjain ujian Matematika 40 soal!" Ucap Albert tak terima. Gara gara ulah Rey 2 hari yang lalu. Sekarang, sekelas harus menerima hukuman nya. Mereka disuruh mengerjakan 40 soal Matematika tanpa lihat buku dan itu benar benar hukuman yang amat berat.

"Hehe, Ya kan gue gatau kalau kejadian nya bakal kaya gini." Ucap Rey sembari memamerkan sederet gigi putih nya.

Sebenarnya tidak hanya Albert yang kesusahan mengisi soal tadi, Ali juga merasakan hal itu. Tapi Ali tidak seperti Albert yang sedari tadi mengoceh, Ali memilih diam sejenak menenangkan otak nya yang lumayan ngebul pagi ini.

Kedua teman Rey terlihat masih pusing karena Matematika, berbeda dengan Gilang yang tampak biasa-biasa saja.

"Lo tumben ga ngoceh gara-gara soal?" Tanya Albert pada musuh bubuyutan nya.

"Lo gatau gue pinter Matematika? Soal 40 gue jawab semua!" Ucap Gilang membanggakan diri nya.

Albert membulatkan matanya, dia tak percaya Gilang mengisi semua soal itu. Mana mungkin seorang Gilang belajar, otak saja dia tidak punya.

"Gue itu pinter karena setiap pagi gue minum susu emak gue!" Ucap Gilang.

"Hah? Susu emak lo? Emang masih keluar?" Albert mulai dengan otak belok nya.

Biasanya Albert yang menoyor kepala Gilang kini bergantian Gilang yang menoyor kepala Albert.

"Maksud gue susu buatan emak gue tilil!"

"Sialan! lo kalo ngomong jangan ambigu!"

"Lo tuh jangan kebanyakan nonton Tayo!" Ucap Gilang tak mau kalah.

"Lo juga jangan kebanyakan nonton emm" Albert berfikir sebentar "Apa tuh yang rambut nya panjang itu? Yang kalo nyanyi rambut nya nyala itu loh.." 

Gilang ikut berfikir, "Oh Frozen!"

"Rapunzel oon!" Rey menabok punggung Gilang. Sejak kapan Frozen punya rambut yang bisa menyala?

"Ohh udah ganti. Kok gue gak dikasih nasi kuning nya ya?"

Rey memutar bola mata malas, akan panjang jika dia terus meladeni Gilang. Nanti cerita ini jadi cerita Rey dan Gilang bukan Shilla dan Rey.

"Serius lo jawab semua?" Tanya Albert masih tak menyangka.

"Iya dong, tadi gue jawab A semua tu soal. Kan lumayan bener 3 mah."

Plakk

Kelepakan dari tiga tangan sekaligus berhasil mendarat di kepala Gilang membuat yang punya kepala meringis kesakitan.

"Awhh gila lo semua! Kepala gue lama-lama peyang kalo di kelepak terus!" Gilang mengusap ngusap kepala nya. Lagi lagi dia harus merasakan hal menyakitkan ini. Memang teman yang kejam. Ganas. Sadis.

Sedangkan ketiga nya hanya tertawa terbahak. Mereka membayangkan bagaimana reaksi pak Wahyu ketika nanti melihat kertas jawaban Gilang yang isinya A semua. Memang kepintaran Gilang sudah diluar batas.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang