Alasan

4.4K 275 11
                                    

"Lebih baik menerima penolakan dibanding harus berteman dengan penyesalan karena tidak bisa mengungkapkan perasaan."

****

Rey membanting pintu kamar nya dengan kasar. Kesal, marah, sedih, segala nya bercampur aduk.

Ucapan Shilla tadi selalu terbayang bayang oleh Rey. Iya tadi, saat Rey meminta Shilla menjadi milik nya dan Shilla menolak.

Kalian pernah merasakan rasanya di tolak? Kalau tidak, kemarilah. Biar Rey jelaskan bagaimana rasanya. Sakit. Sakit sekali.

Ini semua salah Rey, mengapa dia tidak mengaca kepada dirinya sendiri? Dia dan Shilla bagai langit dan bumi. Rey pikir Shilla mau dengan dirinya? Seorang putri cantik tidak akan mau menerima laki-laki brandal tak bermasa depan seperti Rey.

Shilla begitu di idam-idamkan sedangkan Rey? Lebih banyak yang mencaci nya dibanding yang memuji nya. Kalau saja wajah Rey buruk rupa, pasti tidak akan ada yang menyukai nya, hanya saja keberuntungan berpihak pada Rey.

Ret tidak tau jelas alasan Shilla menolak nya. Namun ketika ditanya 'kenapa?' Shilla menjawab 'Nino'.

Nino? Sang pangeran sekolah yang selalu di puji-puji itu? Ah. Rey hampir lupa bahwa selera putri cantik seperti Shilla pasti seperti Nino. Nino tidak hanya bermodal tampan seperti Rey, Nino pintar. Nino ramah,dan mungkin tidak ada nama Nino di buku hitam milik Bu Maya.

Rey mengacak rambut frustasi. Dia yang terlalu gegabah atau memang dia tidak pantas untuk Shilla? Seperti nya opini kedua yang benar.

Rey membuka seluruh pakaian dan bergegas mandi. Dia sudah gerah dengan apa yang terjadi sore ini.

****

Shilla membalikan lembar halaman buku yang sedang ia baca sekarang. Berkali-kali Shilla mencoba untuk fokus tapi tetap saja tak bisa. Pikiran nya terpecah belah kemana-mana. Banyak yang Shilla pikirkan saat ini. Salah satu nya, ketika dia menolak Rey.

Ada dua alasan Shilla menolak Rey. Pertama, Nino. Shilla pernah bilang bukan kalau dia ingin menjaga seseorang? Dan orang itu Nino.

Shilla sebenarnya tak mempunyai perasaan khusus untuk Nino. Shilla hanya menganggap Nino sebagai sahabat nya saja tapi Nino tidak demikian.

Shilla tau Nino memendam perasaan lebih pada Shilla. Nino pernah mengungkapkan nya walaupun tidak secara langsung. Tapi Shilla berpura-pura tidak tau karena dia tidak mau hubungan nya dengan Nino sampai ke tahap yang lebih serius.

Yang Shilla pikirkan sekarang, apakah Nino akan baik-baik saja jika Nino tau bahwa Shilla memiliki kekasih? Apakah Nino akan tetap menjaga nya seperti biasa? Apakah Nino akan selalu menyayangi nya? Jujur saja, Shilla takut Nino menjauhi nya. Shilla akui, Ia menyayangi laki-laki itu. Tapi hanya sebatas teman, ya teman.

Dan alasan kedua penolakan itu adalah sahabat nya. Putri. Mengapa Putri? Nanti kalian akan tau jawaban nya mengapa. Shilla juga tidak tau betul apa yang ia duga saat ini benar atau tidak.

Shilla menutup buku nya, menyimpan kembali buku itu dalam lemari. Shilla sudah malas membaca, percuma saja pikiran nya tidak bisa fokus pada buku sejarah itu.

Shilla berjalan ke arah kasur, mencari handphone yang tadi dia letakan di bawah bantal. Setelah ketemu, Shilla membuka handphone dan menelfon seseorang.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang