EXTRA PART

5.7K 248 20
                                    

"Shilla! Selamat ya sayang.." Tanti mengecup kening Shilla. Ia menatap Shilla dengan tatapan penuh kebahagiaan. Senyum manis nya tak pudar untuk anak gadis nya.

Hari ini, hari dimana semua anak kelas XII SMA Garuda Bangsa berbahagia karena kelulusan mereka. Semua lulus dengan nilai yang memuaskan. Senyum kebahagiaan tak pernah pupus dari bibir para siswa tak terkecuali Shilla.

Shilla lulus dengan nilai Ujian nasional tertinggi pertama di sekolah nya. Shilla senang, hasil nya tidak mengkhianati usaha.

"Makasih bunda.." Balas Shilla, tak lupa dengan senyum manis nya yang sekarang sudah bukan menjadi hal yang mustahil lagi.

Putri, Icen dan Wenda berlari ke arah Shilla dan memeluk Shilla erat, "Congratulation for us!" Ucap mereka berempat bersamaan.

Wenda melepaskan pelukan nya, "Selamat ya Ila! Gila sih lo hebat banget!"

Shilla tersenyum, "Lo juga hebat kok."

"Lo lebih hebat! Nilai lo paling gede salut gue!"

Shilla tertawa kecil, "Ah Berlebihan!"

Sedangkan Putri hanya tersenyum bangga pada Shilla. Dia lega, kepergian Rey tidak menghilangkan semangat Shilla. Bahkan menambah semangat Shilla.

Semenjak kematian Rey, perlahan Shilla merubah dirinya menjadi sosok yang berbeda. Jika biasanya Shilla akan tersenyum tipis menanggapi ucapan seseorang pada nya, kini Senyum Shilla melebar menambah kesan manis pada dirinya.

Gilang, Ali dan Albert terlihat sedang berjalan santai ke arah mereka ber empat, "Shilla! Selamat ya!" Ucap Ali disertai senyum manis nya.

Shilla tersenyum kemudian mengangguk kecil, "Makasih. Lo juga ya.."

"Btw, Kita ke makam Rey yuk.. kita ceritain ke dia kalau sekarang kita udah lulus." Usul Albert.

Mendengar nama Rey, raut wajah Shilla berubah. Senyum nya perlahan pudar. Ingatan nya kembali memutar kenangan Shilla bersama Rey.

Seharusnya ada Rey disini, menemani nya. Memeluk nya kemudian mengecup kening nya sambil terus mengucapkan selamat dengan raut wajah Rey yang menggemaskan.

Tapi sayang, hal itu hanya sebuah harapan tanpa bisa menjadi sebuah kenyataan.

Menyadari perubahan raut wajah Shilla, Albert berjongkok. "Maafin gue, lo jadi keinget Rey lagi ya?"

Shilla tersenyum lalu menggeleng, "Gak apa-apa. Yaudah ayo, keburu siang nanti panas."

Albert masih bertahan pada posisi nya, "Shilla lo gak apa-apa?"

"Gue enggak apa apa kok." Shilla memegang lengan atas Albert dengan maksud ingin membuat agar Albert bangkit dari posisi nya. "Bangun, ayo kita berangkat."

****

Shilla mengelus lembut batu nisan putih yang ada dihadapan nya. Lagi-lagi air mata nya terjatuh.

"Maafin aku.. Aku selalu nangis kalo dateng kesini.." ucap Shilla disertai isak tangis pelan nya.

Shilla menghapus air mata nya, "Kamu tau? Nilai aku memuaskan banget. Aku dapet nilai paling besar di sekolah. Kamu bangga gak?"

"Sekarang juga banyak yang bilang aku banyak berubah. Sekarang aku punya banyak teman, sekarang banyak yang memuji senyumanku. Kau senang kan?"

Shilla tersenyum miris, berbicara dengan orang yang tidak ada dihadapan kita bukan kah sesuatu yang aneh?

Tapi, entah darimana keinginan untuk terus menceritakan segala hal yang terjadi kepada Rey itu selalu ada.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang