Hari pertama

5.5K 288 2
                                    

Shilla sekarang sedang menunggu seseorang di perpustakaan. Ini hari pertama Shilla berganti profesi menjadi seorang guru.

Sudah 20 menit Shilla menunggu disini. Tapi yang ditunggu tidak datang datang. Dia yang butuh mengapa jadi Shilla yang menunggu.

Shilla benar benar muak. Menunggu itu tidak enak. Menunggu itu lelah. Menunggu itu cape. Menunggu sesuatu yang belum tentu akan datang adalah sebuah kebodohan.

Gadis cantik itu mengedarkan pandangan nya. Dia tertarik dengan buku sains yang terletak di rak besar yang tak jauh dari tempat nya. Shilla beranjak hendak mengambil buku itu.

Ketika tepat di depan rak, Shilla mendongak. Posisi buku itu tinggi dan Shilla tidak bisa menggapainya.

Shilla melompat lompat berusaha mengambil buku itu. Tapi tetap saja tidak bisa. Shilla hampir putus asa karena tubuh nya terlalu pendek untuk menggapai buku itu.

Tiba tiba tangan putih kokoh terulur mengambil buku itu. Siapa dia? Shilla sudah berusaha mati matian untuk buku itu dan dia dengan mudah mengambil nya? Ini tidak bisa dibiarkan.

Shilla menoleh dan terkejut melihat siapa dia.

"Haii cewe" sapa Rey hangat dengan senyum lebarnya ketika Shilla menoleh.

"Dasar pendek lo. Ni gue ambilin" Rey menyodorkan buku itu pada Shilla. Dan Shilla menerima nya.

"Sorry ya gue telat. Tadi abis setoran. Ga kuat gue. Udah gitu keras lagi keluarnya, jadi rada lama" Pernyataan macam apa ini Rey?

"Jorok!" Shilla berjalan ke arah bangku yang tadi ia duduki.

Rey terkekeh pelan menatap Shilla, dan mengikuti gadis itu. Duduk dihadapan nya.

Shilla menuliskan sesuatu di kertas lembar. Rey melirik nya sedikit. Ternyata Shilla sedang menulis rumus. Rey tak tau itu rumus apa.

"Lo pahamin" Shilla menyodorkan secarik kertas itu pada Rey.

"Itu dasar. Pasti bisa" ucap Shilla lagi kemudian beralih pada buku sains yang tadi.

"Ga ngerti. Ajarin dong Shill" pinta Rey pada Shilla.

Shilla hanya mendongak kemudian mulai menerangkan rumus tersebut.

Bukan nya memperhatikan apa yang dijelaskan Rey malah memperhatikan yang menjelaskan.

"Liat ini bukan gue" tunjuk Shilla pada secarik kertas yang ada dihadapan nya.

"Udah hampir 2 tahun gua sekolah disini, dan bego ternyata gue ya"

"Apanya?"

"Gue ga sadar, kalo di SMA GB ini ada bidadari secantik lo" Ucap Rey dengan senyum lebar nya. Menatap Shilla tanpa kedip.

Shilla diam. Tubuh nya membeku. Ada apa? Ada apa?!

"Apaan si" Shilla yang tadi menatap Rey mengedipkan matanya. Beralih menuju rumus tadi dan mulai menerangkan beberapa rumus pada Rey. Rey pun menuruti apa yang Shilla ucapkan.

Shilla bingung. Shilla sering mendengar kabar bahwa Rey itu bodoh. Rey selalu berada diperingkat bawah dikelas nya. Namun mengapa sekarang Shilla merasa Rey gampang memahami materi?

"Lo ngerti?" Tanya Shilla memastikan.

Rey masih berkutat dengan catatan nya setelah selesai dia mengangguk sebagai tanda bahwa dia paham.

"Gue mau pulang" ucap Shilla sambil merapihkan alat tulis dan buku buku nya.

"Gue anter" Rey juga ikut merapihkan buku nya. Memasukan peralatan ke dalam tas.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang