Pengantin baru

4.5K 267 5
                                    

Gilang memukul-mukul meja kantin menjadikan meja kantin sebagai gendang dan menyanyikan potongan lagu dangdut ketika Rey dan Shilla datang dengan tangan saling mengamit satu sama lain.

"Duhai senang nya pengantin baruu.. jalan berdua bersenda gurauu.."

"Teroret!" Albert menjadi backsound.

"Bagaikan raja dan permaisuuri, tersenyum simpul.. bagaikan bidadarii.."

"Teroret!"

"Duhai.." Gilang mengehentikan nyanyian nya, menoleh ke arah Albert dan berbisik, "Abis duhai apa lagi, bert?"

Albert memukul kepala Gilang, "Ett ketumbar! Kalo gak tau lagu nya ngapain lo nyanyi!"

Rey terkekeh pelan, kemudian berbisik ke arah Shilla "Maklumin ya, Gilang otak nya di jual buat beli makanan pou nya."

Shilla hanya mengangguk kemudian duduk di tempat yang sudah Rey sediakan. Sebenarnya Shilla sedikit canggung. Dia sekarang duduk bersama tiga laki-laki yang Shilla tidak akrab. Tapi hal ini harus dibiasakan karena Rey pasti akan mengajak Shilla untuk gabung bersama teman-teman nya nanti.

Rey mengedarkan pandangan nya dan kemudian melambai ketika dia menemukan orang yang dia cari, Rey berteriak ke arah gadis itu, "Putri! Sini gabung, ajak Wenda sama Icen juga! Cepet!"

Putri mengangguk kemudian berbicara sebentar dengan kedua teman nya sebelum berjalan ke arah meja Rey.

Rey dan Albert menarik meja sebelah yang masih kosong agar Putri, Wenda, dan Icen bisa duduk disana.

"Kalian jadian?" Wenda membuka suara duluan. Mulutnya sudah gatal ingin mengoceh dan bertanya banyak hal pada Shilla.

Shilla menoleh, "Iya."

"Kan gue ud-- pffttt.." Wenda belum menyelesaikan ucapan nya tapi mulutnya sudah di bekap oleh Putri. Putri menatap Wenda tajam kemudian berbisik tepat ditelinga Wenda dengan nada ancaman, "Jangan ngomong macem-macem! Terserah Shilla aja, itu hidup dia!"

Wenda memukul-mukul tangan Putri yang membekap mulut nya kemudian mengangguk berkali-kali.

Rey hanya tersenyum. Dia tau pasti Wenda tidak akan menyetujui hubungan nya dengan Shilla. Si nenek lampir itu adalah satu-satu nya sahabat Shilla yang membenci Rey karena Rey preman sekolah.

Rey mengedarkan pandangan, mencari siswa yang bisa dia suruh untuk memesan makanan. "Eh lo, sini!" Panggil Rey kepada laki-laki berkaca mata tebal dan dengan tatanan rambut yang dibelah dua dibagian tengah nya.

Laki-laki itu menunjuk diri nya sendiri, meyakinkan kalo memang ia yang dipanggil. Rey mengangguk, "Iya cepet!"

Laki-laki berkacamata itu berjalan ke arah Rey. Rey tersenyum kemudian mengalihkan tatapan nya kepada orang-orang yang sekarang duduk di sekeliling nya, "Mau pada makan apa? Gue bayarin!"

Gilang tersenyum sumringah, "Pajak jadian?" Tanya Gilang yang dibalas anggukan kecil oleh Rey.

Semua tersenyum senang. Lumayan, uang jajan mereka utuh. Semua memesan makanan sesuai keinginan mereka.

"Lo pesenin ya. Bilang gue yang mesen, terus suruh tukang nya anterin ke sini." Perintah Rey pada laki-laki yang Rey sendiri tidak tau siapa namanya. Rey asal memanggil saja.

Laki-laki itu mengangguk kemudian berjalan meninggalkan mereka untuk memesan makanan sesuai yang mereka inginkan.

Ketika makanan datang, tanpa basa basi mereka langsung melahap nya dan habis dalam sekejap. Waktu jam istirahat mereka habiskan untuk mengobrol bersama.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang