Taman belakang

4.3K 275 20
                                    

Baca note author di bawah ya! Terus kasih saran. Terima kasih.

****

Shilla membuka bungkus cemilan yang ia ambil dari kulkas tadi. Seperti biasa, jika tidak ada pekerjaan rumah atau yang biasa disebut PR Shilla akan menghabiskan waktu dengan membaca. Shilla sangat menyukai sejarah, makanya ia sering membaca tentang sejarah yunani atau mesir kuno.

Shilla membuka halaman demi halaman, bola mata hitam legam nya bergerak ke kanan ke kiri membaca setiap huruf yang tertera di buku yang terdiri dari ratusan halaman.

Klekk

Suara knop pintu terdengar, pintu terbuka dan terlihat lah sosok pria dengan kaus lengan pendek dan celana boxer berdiri diambang pintu dengan senyum nya yang mengembang. Jambul nya yang tertata rapih dan berwarna pirang semakin membuat laki-laki itu terlihat semakin tampan. Wajah nya juga kalo dilihat lebih seksama, kalian akan berfikir kalau itu Shilla versi laki-laki.

"Ilaa!! Abang kangenn!!" Shallo berlari seperti anak kecil ke arah Shilla yang masih asik membaca tanpa menghiraukan Shallo.

Shallo memeluk Shilla erat dari belakang. Rindu yang tak tertahan. Karena urusan kuliah, Shallo harus keluar kota selama 3 hari. Jadi dia tidak bertemu Shilla selama itu.

Shallo mengecup pipi Shilla berkali kali, "eumm.. euumm kangenn!" . Shilla melirik Shallo, sedikit risih dengan perbuatan Shallo karena dia telah mengganggu konsentrasi Shilla. Jika saja bukan abang nya, Shilla tidak akan segan-segan untuk memukul Shallo dan membuat Shallo lebam dengan tangan nya.

Shilla menjauhkan wajah nya dari bibir Shallo. Menahan wajah Shallo agar tidak terus menerus menyosor Shilla. Jika tidak dihentikan mungkin Shallo akan terus mengecup pipi Shilla sampai besok pagi. "Bang ih udah!"

Shallo memamerkan sederet gigi putih nya kemudian menyeret kursi dari meja rias ke dekat Shilla dan mendudukan bokong nya disana.

Shallo memperhatikan Shilla dari samping, Shilla akan terlihat manis jika sedang serius seperti ini. Jika saja Shilla bukan adik nya, Shallo akan menjadikan Shilla sebagai pacar nya dan menikahi Shilla.

Merasa diperhatikan, Shilla menoleh. "Emang gue pisang diliatin gitu."

Shallo mengerucutkan bibir nya, "Kalau abang nya monyet adek nya apa? Simpanse? Gorila?"

Shilla menatap Shallo dengan tatapan dingin dan raut wajah datar seperti biasa, menyadari tatapan Shilla seperti sedang menyiratkan amarah, Shallo kembali nyengir. "Hehe bercanda, damai kita ya.." ucap Shallo sembari mengangkat jari telunjuk dan tengah nya.

Tak ada tanggapan, Shilla kembali fokus dengan buku nya. Shallo menyentakan kaki kesal. Dari tadi Shallo merengek kalau ia rindu dengan adik kecil nya ini, tapi mengapa Shilla masih saja sibuk dengan buku nya. Shallo mengambil buku Shilla, menutup nya kemudian meletakan kembali buku itu ke dalam rak besar di kamar Shilla. "Tunda dulu baca nya, abang kangen!"

Shilla memutar bola mata malas, baru 3 hari pergi saja sudah semanja ini. Seharusnya Shilla yang manja bukan Shallo. Dunia ngejengkang. Eh salah, maksud nya dunia terbalik.

Shilla membalikan tubuh nya agar berhadapan dengan Shallo, "Mau ngapain?"

"Mau ngobrol aja masa gak boleh." Ucap Shallo. Shallo mengambil cemilan milik Shilla dan memakan nya tanpa minta izin terlebih dahulu ke si pemilik. Tak tau malu memang.

"Kata Nino lo ditembak cowo?" Tanya Shallo mengawali perbincangan. Shilla hanya diam kemudian mengangguk.

"Di terima gak?" Tanya Shallo lagi dan hanya dibales gelengan kepala oleh Shilla.

Love Changes Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang