WDHR-11

40 8 0
                                    

Ketika mendengar pintunya terketuk, Filan segera berjalan untuk membukakan pintu rumahnya. Baru saja membuka pintu, tiba-tiba saja ia merasa dirinya dipeluk dengan erat. Filan hapal diluar kepala bau orang yang memeluknya sekarang. Dengan senang hati laki-laki itu membalas pelukan orang tersebut. Filan menghirup aroma rambut yang ia rindukan, yang sudah lama tidak muncul pada indra penciumannya. Tak lama setelah mereka berpelukan, Filan bisa mendengar isak dari seseorang yang memeluknya. Membuat Filan mengeratkan pelukannya.

"Aku gak papa kok, udah jangan nangis lagi, Nada."

Filan merasakan gadis yang berada dalam pelukannya itu menggeleng.

"Sssh—" desis Filan sambil melepaskan pelukannya dan menatap gadis yang tengah terisak itu. Filan menangkup pipi Nada dengan kedua tangannya, kemudian mengusap air mata yang membasahi pipi gadis itu dengan ibu jari. "Aku udah sehat kok, maaf ya kemarin gak sempat ngabarin kamu. Aku gak maksud gitu, cuman aku dilarang sama papanya Al buat megang benda-benda yang ada radiasinya. Biar lebih cepat sembuhnya. Lagipula aku kan--"

Omongan Filan terhenti ketika Nada menaruh telunjuknya pada bibir laki-laki itu. Nada menggeleng pelan lalu tersenyum. "Kamu gak salah kok. Aku yang minta maaf. Maaf udah bikin kamu jadi mikirin aku padahal seharusnya kamu cuman harus fokus buat penyembuhan diri aja. Maaf aku dateng-dateng malah nangis karna khawatir saat mikir aku bakal liat kamu kenapa-kenapa. Maaf aku tiba-tiba meluk kamu karna aku kangen banget. Satu hari gak ada kabar dari kamu itu bikin aku takut. Bikin aku mikir kalau aku gak bakalan ketemu sama--"

"Ssh—" potong Filan. "Aku gak kemana-kemana sekarang, okay? I'm with you, now."

Nada mengangguk pelan membuat Filan tersenyum dan menarik tangan gadis itu untuk masuk ke dalam rumahnya. "Ayo masuk dulu, aku cium bau kebab, soalnya."

Nada tertawa kecil sambil mengangguk dan kakinya mulai melangkah masuk ke dalam rumah Filan. Hal pertama yang membuat Nada rindu datang ke rumah Filan adalah ketika Nada melihat suasana rumah Filan yang tenang dan rapi. Yang kedua, saat masuk melalui pintu ruang tamu, Nada bisa menemukan foto Filan dan keluarganya yang terpajang di dinding. Yang ketiga adalah hal yang paling Nada sukai adalah kamar Filan. Kamar bernuansa biru langit yang akan terlihat cocok ketika disandingkan dengan nuansa pink dari kamar miliknya. Selain itu, Nada menyukai aroma Filan yang tertinggal disana.

Filan menarik kursi yang ada dibagian meja makan untuk Nada. Nada tersenyum sebelum duduk di kursi tersebut.

"Mau minum apa? Gak usah ribet ya, soalnya aku cuman ada air putih." Filan terkekeh di akhir kalimat.

"Iya deh, terserah." Balas Nada dengan memutar bola matanya.

Filan tertawa kecil kemudian dengan telaten tangannya membuat segelas ice lemon tea. Salah satu minuman favorit Nada. Filan melirik jam yang ada di dinding dapurnya.

"Masih jam segini kok udah pulang?" tanya Filan di sela kegiatannya.

Nada yang sedang membuka plastik kebab, terhenti aktivitasnya ketika mendengar pertanyaan Filan. Ia berpikir sebentar agar bisa mendapatkan jawaban yang tepat.

"Anu, kan hari ini tuh tuh, cuman jalan santai jadi--"

"Iya, jalan santai sama upcara pembukaan event, kan?"

Nada terdiam lalu menggumam.

"Harusnya kamu di sekolah sekarang, kan?" lanjut Filan.

Nada menggumam lagi.

"Terus kenapa malah disini?"

"Kangen,"

"Najis ih, baru juga sehari ga ketemu." Ucap Filan sambil terkekeh pelan. Laki-laki itu sudah berbalik berjalan menuju tempat dimana Nada berada dengan segelas ice lemon tea.

We (Don't) Have RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang