Chapter 16 • Yoo Seonho

2.5K 519 450
                                    

Ada sebuah kutipan, bahwa habis gelap terbitlah terang, namun hal itu menjadi kebalikan untuk semua mahasiswa di universitas ini. Libur akhir semester telah berakhir dan terbitlah awal semester yang akan memusingkan otak mereka dengan segala urusan kuliahnya di beberapa bulan kedepan.

Akhirnya pada pagi ini akan di ramaikan lagi dengan warga kampus yang memulai aktifitas mereka sebagai mahasiswa, dosen ataupun petinggi-petinggi universitas lainnya.

Namun hal lain dengan Jinyoung, pemuda berkepala kecil itu sengaja untuk mengskip kelasnya di awal pertemuan ini, di karenakan dirinya akan menemani Jihoon dalam mengurus kepindahannya ke kampus baru.

Pagi ini, mobil itu telah terparkir rapi tepat di depan fakultasnya Jihoon. Lalu pemuda tersebut segera keluar, namun tiba-tiba saja kedua maniknya menangkap sosok Jongyeon yang keluar dari tempat itu membawa beberapa buku di tangannya.

Hal tersebut membuat Jihoon membeku di tempat, lalu perlahan ia melirik Jinyoung yang masih di dalam mobil.

"Jihoon?" sapa Jongyeon, ia membalasnya dengan senyuman manis. Akan tetapi, manik pemuda itu melihat pemuda lain yang ikut turun dari mobil dan berjalan menghampiri Jihoon, "Dia siapa?" tanyanya.

Jihoon meneguk salivanya lalu..

"Gue? Gue su--" langsung saja Jihoon membekap mulut Jinyoung dengan telapak tangannya..

"Supirr.. iya.. dia supir baru aku" seru Jihoon sembari terkekeh bak terpaksa, dengan cepat ia mencubit perut Jinyoung tipis. "Iya kan?" kedua maniknya menatap Jinyoung seolah membantunya.

Jinyoung meringis, lalu ia peka akan maksud Jihoon. Kemudian dirinya menyingkirkan telapak tangan Jihoon di mulut.

"Iya gue supirnya kenapa?" dengan nada tak ramah, ia melihat Jongyeon sinis. Sedangkan pemuda itu memperhatikan perawakan Jinyoung dari atas ke bawah.

"Ngapain lo liatin gue? Gak percaya kalo gue supir? Ya emang sih orang cakep kek gue terlalu impossible buat jadi supir baru!" ucap Jinyoung, ia sengaja memberi tekanan di setiap kata barusan dan melirik Jihoon dari ujung matanya

Lantas Jongyeon tersenyum kecut dan kembali memfokuskan maniknya ke Jihoon.

"Kamu mau ngurus kepindahanmu?" yang lebih pendek mengangguk tipis, memang benar Jongyeon telah mengetahui kepindahannya. Karena orang pertama yang tau tentang hal itu bukanlah Jinyoung, melainkan Jongyeon kekasihnya.

"Aku duluan ya kak, udah di tungguin sama kajur. Nanti aku chat" dengan cepat Jihoon menarik pergelangan Jinyoung, pergi dari tempat sebelum terjadi yang tidak-tidak.

Kini keduanya tengah berada di ruang ketua jurusannya Jihoon, sembari menunggu beliau, Jinyoung memposisikan dirinya duduk bersamping, melihat wajah Jihoon.

"Yang tadi pacar kamu?" si manis mengangguk pelan, maniknya masih melihat ke beberapa kertas dokumennya.

"Kirain bakal kek gimana. Taunya masih kerenan gue kemana-mana" ejeknya lalu Jihoon segera menatapnya tajam. "Ngakuin aja kalo suami kamu ini lebih keren dibandingkan dia" goda Jinyoung dengan senyuman jahilnya khas pemuda itu.

Tepat di saat itu, orang yang ditunggu pun masuk ke dalam ruangannya..

***

Setelah menerima saran, berdiskusi sekaligus melakukan farewell dengan teman-temannya, akhirnya tepat hari ini Jihoon tidak lagi menjadi mahasiswa di universitasnya.

Kini keduanya telah berada di Badan Administrasi Akademik Kemahasiswaan yang terdapat di kampus Jinyoung, mereka telah mengikuti segela prosedur yang di minta oleh orang-orang itu sampai akhirnya ketua BAAK meminta Jihoon untuk menemui ketua jurusan sastranya yang baru.

The worst weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang