Chapter 21 • My caffein

2.8K 528 183
                                    

Sudah beberapa hari bahkan hampir seminggu lebih Jinyoung terus disibukkan oleh Jihoon yang masih dalam masa hamil mudanya. Meminta, menyuruh, bahkan memaksa dirinya untuk melakukan sesuatu yang terbilang aneh nan baru bagi Jinyoung. Kadang juga sampai membuat ia menskip beberapa mata kuliah dalam sehari dan tak lupa urusan BEM pun ikut terbengkalai.

Namun sepertinya kali ini Jinyoung harus bernafas lega, sedikit. Dirinya hari ini bisa mengikuti semua jadwal mata kuliah tanpa ada gangguan telfon ataupun pesan dari Jihoon. Dimanfaatkan kesempatan kecil ini, Jinyoung meminta kepada Daehwi untuk  mengumpulkan semua anggota BEMnya agar melakukan rapat yang sejak dulu tertunda karenanya.

Sekarang Jinyoung dan Daehwi telah berada di ruangan tersebut, kedua manik Jinyoung terpatuh dalam sebuah buku yang tertera informasi sekaligus agenda kegiatan di tambah di sisi kirinya terdapat beberapa berkas tentang organisasinya.

“Hwi, sebanyak ini yang nyalonin?” ia menoleh kearah Daehwi, pemuda itu mengangguk kecil tanpa melihat kearah Jinyoung.

“Kalo gitu ntar kita bakal kanderin mereka secepatnya, kita milih yang pantas buat jadi calon, gak bisa sebanyak ini, max 4 atau 3 pasangan terus setiap pasangan itu harus di dukung oleh 5 fakultas juga biar adil” ujar Jinyoung.

Pemuda itu tengah melihat beberapa berkas mahasiswa yang mencalonkan diri mereka sebagai ketua BEM, 4 bulan lagi dirinya akan resmi menyerahkan tahtanya kepada orang lain.

Daehwi menutup buku yang ia baca barusan, lalu menatap Jinyoung datar. “Iya secepatnya, tapi lo selalu aja gak punya waktu untuk organisasi. Lo disibukkin karna apa sih? Gue nanya ke Samuel lo juga kadang ada di jurusan”

Jinyoung mendengus pelan, “Banyak yang gue urus bukan cuma ngampus sama BEM” Daehwi memutar kedua bola matanya. “Oh iya lo beneran putus sama Hyungseob?”

Pemuda itu meliriknya dari ekor matanya, “Gue gaada waktu buat ngebahas tuh orang”

“Yeee santai kali”

Tak lama beberapa anggota yang lain pun bermuncullan dari balik pintu, duduk di kursi yang kosong dan berbincang sedikit sebelum rapat dimulai. Namun mereka kini melihat kearah Jinyoung lalu..

“Jin, kata anak-anak lo udah putus sama Ahn Hyungseob?”, Jinyoung menggumam kecil, lalu orang-orang itu saling bertukar pandangan. “Lo denger gak gosip tentang lo di kampus ini?” lalu pemuda itu mendongakkan kepala menatap mereka.

“Gosip apa?” tanyanya.

“Katanya lo tuh mutusin Hyungseob karna lo selingkuh terus selingkuhan lo tuh mahasiswa juga di kampus ini” Jinyoung menyeringai kecil dan kembali membaca buku tadi.

“Gausah percaya yang kayak gitu. Oh iya gue ingetin, kalo udah duduk di ruangan ini jangan ngebahas masalah dari luar apalagi itu masalah pribadi orang” ucapan Jinyoung membuat mereka terdiam dan memainkan ponsel masing-masing.

Memakan beberapa menit sampai semuanya berkumpul, termasuk wakil ketua BEM, Kim Samuel yang notabane jarang terlihat kalau rapat seperti ini dan akhirnya rapat resmi di mulai..

Semua orang di ruang itu terlihat sangat serius, mendengar penjelasan dan masukan dari sesama anggota, ide demi ide di tuangkan, lalu harus di rumuskan menjadi satu ide yang cemerlang sehingga bisa dipakai untuk konsep kegiatan selanjutnya.

Tiba-tiba saja terdengar suara ponsel Jinyoung yang berdering nyaring memenuhi ruangan dan itu membuat semua orang tertuju pada wajah sang ketua. Langsung saja ia menjawab sambungan telfon dari Jihoon.

“KAMU KOK GAK BACA CHAT AKU SIH?” suara Jihoon melengking, pemuda itu berteriak di dalam telfon, alhasil Jinyoung menjauhkan ponselnya sedikit dari daun telinga dan kembali menepelkannya sembari keluar dari ruangan.

The worst weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang