Chapter 19 • Seonho's party

2.5K 517 300
                                    

Seharusnya hari ini Jihoon dapat mengikuti kelasnya untuk pertama kali, namun hal itu harus di urungkan, sebab kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun dan Jinyoung pun ikut menskip kelasnya hari ini untuk menjaga sang istri di apartemen.

"Dikit lagi suster kenalan bunda bakal ke sini, kamu makan ini dulu, susah payah aku ngambilnya dari rumah loh" ujar Jinyoung sembari meletakan nampan di nakas dan duduk di bibir ranjang besar tersebut. Ia mengusap rambut Jihoon yang menutupi dahi si pemuda itu. Jihoon menggelengkan kepalanya, dirinya menolak untuk memakan makanan tersebut.

"Satu sendok aja, biar langsung minum obat ntar" Jinyoung menuntun Jihoon bangun dan bersandar di sadaran, lalu ia menggiring sendok yang berisikan bubur diatasnya ke mulut Jihoon, "aaa" pintah Jinyoung, tapi tetap saja pemuda manis tersebut enggan membuka mulutnya.

Kemudian Jinyoung kembali meletakkan sendok itu ke dalam mangkok dan menarik tubuh Jihoon dalam dekapannya, "Kenapa sekarang jadi susah di bilangin sih" diusapnya punggung si manis dan meletakkan dagunya di kepala Jihoon.

Tiba-tiba saja sang istri melepaskan dekapan tersebut dan berdiri dari tempat lalu masuk ke dalam toilet dengan cepat, langsung saja Jinyoung mengikutinya. Dirinya mendapati Jihoon yang sedang muntah di depan kloset, Jinyoung segera memijit tengkuk leher istrinya pelan.

Setelahnya Jihoon menekan tombol kloset, sehingga benda itu kembali bersih dan ia menuntun tubuhnya memeluk Jinyoung. Kemudian pemuda itu membawanya keluar dari toilet dan kembali duduk di atas ranjang.

"Udah berapa kali kamu muntah terus pagi ini, makan dulu satu sendok aja ya" namun Jihoon menepis tangan Jinyoung, dirinya lebih memilih menyandarkan kepalanya dada sang suami. "Aku gak mau bubur" ucapnya.

"Kamu mau apa? Aku beliin sekarang" Jihoon mendongak, sehingga kedua manik mereka bertemu. "Nanas!" serunya, lalu Jinyoung mengecup dahinya lembut.

"Aku bakal beliin tapi di makan dulu ya, plis satu sendok aja, bunda udah masakin buat kamu loh ini" Jihoon mengerucutkan bibir, lalu perlahan ia membuka mulut kecil langsung saja Jinyoung memasukan sesendok bubur tersebut di dalam sana kemudian ia memberikan hadiah kecupan kecil lagi di pipi Jihoon.

***

Hari telah gelap, langit kini di temani rembulan sekigus beberapa bintang yang menjadi penerang di kala malam. Sekarang, Jinyoung tengah mempersiapkan diri untuk ke party nya Seonho, tentu saja ia tak tega meninggalkan Jihoon sendirian di apartemen, tapi mau bagaimana lagi ia terlanjur berjanji kepada pemuda itu bahwa ia akan hadir.

Tadi kata suster Jihoon hanya kecapekan, ditambah stress yang melanda pemuda itu membuat tubuhnya tak merespon dengan baik. Setelah meminum obat peredang sakit, Jihoon tengah berada di alam mimpi sampai sekarang.

Perlahan Jinyoung mendekatinya, berlutut di samping ranjang tersebut, ia mengusap sayang pipi Jihoon dan kembali memberi ciuman di bibir yang hampir kering itu. Tanpa sadar, Jihoon membuka kedua kelopaknya, mendapati sang suami menempelkan bibir mereka, lalu dirinya menyunggingkan senyuman kecil, membuat Jinyoung melepaskan ciuman tersebut.

"Istri aku udah bangun yaa", Jihoon mengangguk lalu menangkap pakaian yang di pakai Jinyoung.

"Kamu mau keluar?"

"Iya, gak apa-apa kan aku tinggal?" Jihoon memasang wajah sedih, ia meraih jemari Jinyoung. "Aku lagi sakit, gak bisa di batalin dulu?" sedangkan pemuda itu menyibakkan rambut sang istri.

"Gak enak sayang, aku udah di undang ke party nya Seonho, aku bakal pulang cepet kok" balasnya, namun entah kenapa air muka Jihoon berubah, bak ada tegangan di sana.

"Seonho? Yaudah hati-hati ya" Jinyoung mengangguk, sekali lagi ia mengecup kening Jihoon.

Kemudian Jinyoung melambaikan tangannya dan Jihoon membalas lambaian tersebut sekaligus menampakkan senyuman yang terpaksa.

The worst weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang