2. 4-SEMECIN

1.6K 86 28
                                    

Sudah dari tiga bulan lalu Nial bekerja part time. Setelah pulang kuliah dirinya akan bekerja dari jam lima sore hingga jam dua belas malam. Bukan karena tidak mampu untuk bayar kuliah, hanya saja Nial tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya. Nial ingin sedikit meringankan beban orang tuanya. Keluarga Nial termasuk keluarga berkecukupan.


"Selamat sore." Sapa Nial pada pengunjung caffe dengan ramah. Nial menyerahkan menu makanan dan minuman kepada pelanggannya.


Setelah mencatat pesanan pelanggan, Nial meninggalkan pelanggannya kemudian kebelakang kembali bekerja.


Pintu caffe kembali terbuka, Nial dengan cepat menghampiri pintu caffe menyambut pelanggan yang akan masuk tapi ketika melihat siapa yang datang, ia mengurungkan niatnya.


"Ngapain sih kalian kesini?" Tanya Nial dengan malas melihat ketiga teman-temannya datang dan duduk didekat pintu caffe.


"Kita pelanggan sambut dengan ramah, bukan kayak gitu."


"Panggil manajer lo, biar dipecat lo!"


"Pelanggan adalah Raja!"


Nial memukul kepala Raja dengan buku menu yang ada ditangannya, membuat Raja meringis kesakitan.


"Ah gue pecat juga lo!" Kesal Raja.


Nial ikut duduk bersama ketiga temannya.


"Gue mau milkshake mocca, Al."


"Gue kayak Alam, Al." Ikut Vino.


"Oke gue juga sama." Ikutan Raja. Nial berdiri dari duduknya kemudian pergi meninggalkan teman-temannya yang mulai asik bercerita.


Tak lama Nial datang membawa milkshake mocca 3 gelas, diletakkan didepan ketiganya. Nial ikut duduk bersama untuk mendengarkan cerita Raja.


"Gue dapet kenalan baru nih, buat lo nih, Lam." Ucap Raja tetapi di jawab dengan gelengan kepala Alam.


"Gue masih males, Ja." Tolak Alam.


"Buat gue aja, Ja, kalo Alam nggak mau." Pinta Nial.


Raja geleng-geleng kepala. "Ini khusus buat Alam, Al, lo cari sendiri aja."


"Kenapa harus gue?"


"Lo nggak akan nyesel kalo lo kenalan sama dia. Gue jamin lo bakalan suka. Percaya sama gue kali ini." Yakinkan Raja, Alam tetap menggeleng kepala tanda tak ingin. "Sini handphone lo!" pinta Raja, Alam memberikan handphonenya pada Raja dan diterima dengan senang hati oleh Raja.


Raja memulai memainkan handphone milik Alam. Raja senyum-senyum membuat yang lain curiga. Alam kembali merampas hnadphone miliknya dari tangan Raja. Alam melihat apa yang di lakukan Raja. Alam menatap tajam Raja, bukannya takut Raja tertawa melihat raut wajah kesal Alam. Vino dan Nial hanya melihat kedua sahabatnya dengan bingung.

Empat SekawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang