10. 4-SEMECIN.

1K 67 1
                                    

Pagi-pagi kosan nomer 20 sudah ramai dengan 4 laki laki. siapa lagi kalo bukan pemilik kamar Vino yang sudah dikunjungi tiga temannya, Alam, Raja dan Nial.

Pagi pagi sekali Vino meminta salah satu dari mereka menjemputnya untuk berangkat kekampus. Sebenarnya Vino bisa saja meminta Alam menjemputnya karena Alam selalu membawa mobil kekampus. itu tidak mungkin karena arah rumah Alam dengan kosannya berbalik arah. rumah Nial lah yang paling searah dengan kosannya.tidak mungkin Vino meminta Nial untuk menjemputnya, Nial paling kebo diantara mereka. akhirnya Vino mengambil jalan tengah untuk meminta dijemput dengan siapa saja.

Dengan kesepakatan bersama, akhirnya Alam menyarankan untuk menjemput satu persatu mereka mulai dari menjemput Raja karena rumah paling dekat lalu Nial kemudian Vino.

Alam harus membatalkan janjinya pada Stefie karena tak jadi menjemputnya, dan Stefie mengerti untuk alasan yang diberikan Alam. sedangkan Nial tak akan menjemput Chintya seorang diri karena nanti akan menjemput Chintya bersama yang lain setelah dari kosan. Kenapa tidak sekalian menjemput Chintya karena mereka malas menunggu Chintya untuk berdandan. kata Nial, Chintya kalo dandan lama banget.

sudah dari jam 7 kosan Vino sudah dipenuhi teman temannya. Vino meminta mereka datang jam 9 tetapi mereka datang lebih awal. Vino takut jika teman temannya melihat Marsya lalu mengobati tangannya, dirinya akan menjadi bahan ledekan untuk sebulan kedepan.

Mereka kaget saat tau tangan Vino terluka dan terbalut perban. Vino tak memberitahukan alasan tangannya terluka biar saja dirinya yang mengetahuinya sendiri. Mereka sedang sarapan bersama, untung saja Raja membawa makanan banyak dari rumahnya karena Vino yang meminta untuk dibawakan makanan.

"sebenernya tangan lo kenapa sih Vin?" pertanyaan itu terulang kembali sejak mereka datang tapi Vino tak kunjung memberikan alasan yang spesifik.

"digigit Inem" Inem itu penjual pecel samping kampus mereka.

"serius Jarot" terkadang mereka memanggil Vino dengan sebutan Jarot, karakter Vino G Bastian di film Serigala Terakhir.

"kepo kepo banget sih lo" itu juga jawaban Vino karena tak bisa menjawab.

"assalamualaikum"

tubuh mereka berputar menghadap pintu. mereka melihat seorang gadis dengan pakaian perawat dan rambut panjang tergerai.

Vino mempersilahkan Marsya masuk, sedangkan teman temannya menatapnya meminta penejelasan. Marsya duduk didekat pintu karena merasa tak enak dilihat oleh yang lain.

Marsya mulai mengambil peralatan obat yang dibawanya dari kontrakannya. perban Vino mulai dibuka untuk diganti dengan perban yang baru. Marsya mulai mengobati tangan Vino dan mulai membalutnya dengan kapas dan perban. Teman temannya mulai memasang wajah tak enak, muka muka jail mulai ditunjukkan terutama Raja dan Nial.

Mereka mulai saling menyenggol dan melirik satu sama lain. Perasaan was was mulai menyerang Vino.

"oh jadi ini alesan lo sampai nekat bunuh diri. ada perawat pribadi."

Marsya yang mendengar celetukan Raja hanya bisa menunduk malu. sedangkan Vino menatap Raja seperti ingin membunuh temannya yang satu itu.

"hai" sapa Nial, sekarang tatapan Vino beralih pada Nial kesal.

"aku Nial, nama kamu siapa?"

"kalo aku Raja"

"kalo aku Alam" ikut ikutan Alam. semuanya menatap Alam selidik. Sejak kapan Alam menjadi genit dan centil.

"ada yang salah sama gua?" tanya Alam polos.

"sejak kapan lo jadi ganjen?" selidik Raja.

"sejak tadi" cengir Alam.

Empat SekawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang