Kemarin Sore Vino baru saja sampai di Solo, kota tempat Marsya menghindarinya. Sesampainya di Solo, Vino langsung pergi ke hotel untuk tempat sementara ia mencari Marsya. Vino sudah memiliki alamat jelas Marsya. Ia hanya mencari dan membawa Marysa pulang.sudah dari subuh tadi vino banggun dari tidurnya.
Pagi ini jam 7, Vino sudah bangun. Ia sudah siap menjemput kekasih hatinya. Vino sedang menunggu datangnya mobil yang di sewanya. Vino selalu berusaha menghubungi nomor Marsya tetapi tetap tidak aktif.
Vino juga mendapat kabar jika Alam dan Stefie putus. Vino sudah menduga itu akan terjadi. Vino yakin Alam dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, terbukti Alam tidak menghubunginya. Vino juga tau jika hubungan Chintya dan Nial di tentang oleh Papah Chintya. Hanya Raja saja yang baik-baik dengan hatinya.
"Sahabat sejati itu kayak gini."
"Nembak cewek bisa barengan."
"Masalah sama cewek juga bisa barengan."
"Tapi kayaknya cewek gue deh yang paling susah diluluhinnya." Vino bermonolog seorang diri.
---4SEMECIN---
Saat ini Vino sedang dalam perjalanan menuju alamat rumah Marsya. Vino merasa bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan Marsya.
"Hari ini menyatakan hari perjuanganku untuk bertemu denganmu lagi sejak kamu pergi meninggalkan aku tanpa pamit!"
Vino sudah masuk kedalam kampung Cibodo, kampung tempat Marsya. Jalanan kampung ini terlihat berbatuan, masih termasuk kampung sekali karena masih jarang kendaraan lewat. Vino melihat seorang Ibu lewat, Vino berhenti lalu keluar dari mobil, menghampiri Ibu itu.
"Misi Bu. numpang tanya." Tanya Vino sopan, Ibu itu tersenyum.
"Iya Dek?"
"Ibu tau rumahnya Marsya nggak, Bu?" Tanya Vino sopan. Ibu itu melihat penampilan Vino dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas. Lalu melihat mobil Vino.
"kamu dari Jakarta ya?"
"Iya Bu. Ibu kenal Marsya?" Tanya Vino ragu. Ibu itu mengangguk dan mendapat apa yang ia inginkan.
"Marsya keponakan saya." Vino tersenyum merekah ternyata tidak sia sia dirinya kekampung Marsya.
"Boleh saya ketemu Marsya, Bu?" Tanya Vino.
"Saya antar kerumah Marsya."
"Ayo Bu, naik mobil saya aja." Ajak Vino sembari membuka pintu mobilnya untuk Tante Marsya.
Selama perjalanan menuju rumah Marsya, Tante Marsya terus memperhatikan wajah Vino yang bisa dikatakan ganteng. Tapi memang itu nyatanya.
"Kamu temannya Marsya?"
"Iya Bu. temen kerjanya." Bohong Vino,
"Bukannya Marsya udah nggak kerja lagi."
"Bukannya cuti, Bu?"
"Oh, Ibu nggak tau, cuma Marsya bilangnya udah nggak kerja." Vino mengangguk saja biar nanti saja bertanya langsung pada Marsya.
Saat ini Vino sudah sampai didepan rumah cukup sederhana. Ibu yang mengaku sebagai Tantenya Marsya pun ikut keluar dari mobil bersama Vino. Vino mendekat ke arah rumah yang dipastikan rumah Marsya. Ibu itu masuk dan Vino dipersilahkan masuk.
"Assalamualaikum."
"Ndok... Marsya... Keluar, Nak."
Vino hanya diam sambil melihat sekeliling rumah Marsya yang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Sekawan
Lãng mạnAlam Leonardo Damari / cowok paling misterius karena sangat sulit di tebak. Biarpun tampangnya cool dan acuh tak acuh sebenarnya dia sangat perhatian pada sosok cewek yang dia sayang. Raja Dilano Ganendra / paling populer diantara 3 temannya. Suka t...