"Eh gue mau nanya nih?" Ujar Nial serius, tetapi tak ada yang merespon.
"Kali ini serius! Sumpah nggak bohong. Kali ini lo semua harus percaya!" Nial terus berusaha meyakinkan teman-temannya.
"Apaan?" Sahut Raja malas sedangkan Vino dan Alam nampaknya tetap tidak peduli, asyik main ponsel.
"Lam, Vin..." Panggil Raja.
"Hmm..." Dehem Vino.
"Gue serius nih!" Nial terus berusaha meyakinkan.
"Iya apa?"
"Alam!" Bentak Nial karena tak mendapat respon dari Alam.
"Iya apaan sih?" Sahut Alam kesal.
"Gue mau nembak Chintya!"
Mereka saling tatap satu sama lain, mereka pun merubah posisi duduk mereka menjadi tegak, terlihat mulai serius.
"Mending diterima kayak Alam. Kalo kayak Vino digantungin kan nyesek. Tapi lebih nyesek lagi ditolak kayak Raja."
Ketiganya melongo mendengar ucapan Nial dengan menyebut nasib mereka masing-masing. Memang paling beruntung itu Alam karena sudah diterima dan jadian tapi tidak untuk Vino dan Raja.
"Gimana dong?"
"Ada tiga kemungkinan kalo lo nembak Chintya. Pertama lo diterima kayak Alam. Kedua lo digantungin kayak gue, atau lo ditolak kayak Raja." Vino mengulang ucapannya seperti Nial sambil menunjuk Alam, dirinya lalu Raja. "Semua kemungkinan hanya dia yang nentuin nasib lo!" Tegasnya.
"Tapi gue maunya kayak Alam!"
"Tapi kalo kata gue sih, lo bakal kayak Alam." Yakin Raja dan Vino mengangguk setuju.
"Kenapa kayak gue?" Heran Alam.
"Keliatannya Chintya juga suka sama lo." Simpul Vino. "Apalagi kemaren kita ke Dufan, dia ngebales omongan lo yang bilang kalo dia juga cinta sama lo!" Ingatkan Vino pada Nial.
"Lo ke Dufan?" Tanya Raja, Vino dan Nial mengangguk sebagai jawaban mereka. "Parah nggak ngajak!"
Plak!
"Apaan sih demen banget ngetoyor kepala gue, lo!" Decak kesal Raja pada Alam.
"Lo berdua kan baksos nying!" Pekik Nial.
"Lo tembak aja besok." Nial mengernyitkan keningnya bingung dengan ucapan Alam.
"Kalo nggak diterima?"
"Nasib lo kayak Raja."
"Ah taik lo!"
"Tembak sekarang aja." Saran Raja.
"Jangan!" Cegah Vino.
"Kenapa?"
"Nggak gentle kalo nembak lewat hp, mending ngomong empat mata baru itu gentle." Ujar Vino.
"aAh tapi gue takut di tolak, Vin."
"Itu resikonya! Tapi gimana lo tau ke depannya kalo sekarang aja lo pesimis sebelum nyoba." Remeh Alam melihat sikap takut Nial. "Jangan dengerin Raja! Dia sih cupu soal cewek!"
"Yaudah besok gue tembak dia deh." Yakin Nial. "Tapi bantuin gue ya." Pintanya pada Vino dan Alam.
"Bantuin apa lagi?"
"Bikinin kata-kata romantis, Vin."
"Kata-katain aja." Celetuk Raja kesal.
"Lo tuh patut dikatain!" Sambung Alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Sekawan
RomanceAlam Leonardo Damari / cowok paling misterius karena sangat sulit di tebak. Biarpun tampangnya cool dan acuh tak acuh sebenarnya dia sangat perhatian pada sosok cewek yang dia sayang. Raja Dilano Ganendra / paling populer diantara 3 temannya. Suka t...