15. 4-SEMECIN

665 58 3
                                    

Sepulang kuliah Nial memilih ke kosan Vino. karena hari ini Nial libur kerja jadilah Nial ikut Vino ke kosan. sedangkan Chintya langsung pulang karena ada acara keluarga. Seperti saat ini Nial dan Vino sedang bermain PS, suasana terlihat sepi karena mereka kekurangan dua orang.

"Vin" panggil Nial sambil bermain

"hmm?"

"kalo suka sama temen sendiri gak salah kan?" tanya Nial tanpa menatap Vino, Vino terdiam.

"lo suka sama gua?"

"bukan taik"

"Alam?"

"kok lo ngajak gua ribut?"

"oh berarti Raja?"

"gua masih normal sampah" teriak Nial frustasi tidak mengerti isi otak Vino, tumben menjadi orang bodoh.

"oh berarti?" ucap Vino menggantung, Nial mengangguk. "Chintya?"

"sejak kapan?" tanya Vino sambil menatap Nial.

"sejak gua nyaman berteman sama dia"

"lo udah lama kan temenan sama dia?"

"gua temenan sama dia sejak kelas 10. saat itu gua selalu bertiga, gua, Chintya dan Rizky. gua nyaman berteman sama Chintya tanpa sadar gua nyaman bukan karena berteman tapi karena perasaan gua."

"gua berusaha ada buat dia saat dia butuh gua, gua selalu jadi temen curhatnya ketika dia lagi berantem sama pacarnya. gua selalu nemenin dia kemanapun dia mau."

"gua pernah sekali hampir nembak dia, tapi tiba tiba Rizky bilang "jangan sampai ada yang saling punya perasaan lebih dari temen, karena akan merusak kita"."

"saat itu gua gak berani buat nyatain perasaan gua. gua takut persahabatan gua ancur cuma karena perasaan gua ke Chintya"

"sampai gua lulus SMA gua tetep belom nyatain persaan gua, lalu Chintya dan Rizky bilang kalo mereka mau kuliah di luar negeri"

"Chintya di Jerman, Rizky di Kanada. saat itu gua merasa harus mengakhri pertemanan gua bertiga dan terlebih gua harus mengakhiri perasaan gua ke Chintya. lalu gua ketemu lo bertiga. gua mulai dari awal, memulai pertemanan dengan orang baru."

tiba tiba ponsel Vino berdering dan harus menghentikan permainan ps nya. Vino mengambil ponsenya yang ada diatas kasur.

Marsya Calling...

dengan cepat Vino menjawab telpon dari Marsya

"assalamualaikum"

"....."

"dikosan. kenapa Sya?"

"........"

"sekarang lo dimana?"

"........."

"oke. gua kesana. tunggu ya"

"............"

"walaikumsalam"

Vino memutuskan sambungan telponnya lalu mengambil jaket dan kunci motornya. Nial dibuat bingung dengan Vino yang terlihat akan pergi.

"mau kemana lo sampah?" tanya Nial kesal

"mau jemput ipar lo." jawab Vino sambil merapikan rambutnya

"gua ditinggal lagi nih?" tanya Nial

"bentar doang. lo jaga kosan gua ya" ucap Vino sambil memakai sepatunya

"taik lo semua. gua ditinggal mulu" ucap Nial kesal

"assalamualaikum" Vino langsung pergi meninggalkan Nial sendiri didalam kosan.

Empat SekawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang