DOUBLE UPDATE!
Jangan lupa Like dan Comment juga di chapter sebelah ya😉😉
Happy reading, kesayangan ❤
Shannon merasakan perasaan tertekan seakan ada yang sedang memperhatikan setiap gerak geriknya saat ini. Atau mungkin itu hanya rasa takutnya saja yang terlalu sensitif belakangan ini, tepatnya sejak ia menerima surat tidak bertuan itu.
Bagaimana laki-laki itu bisa menemukannya? Ia sangat yakin kalau tidak ada lagi jejak yang ia tinggalkan saat laki-laki itu meninggalkannya dulu.
"Selamat malam, cantik. Apa kau ada-"
Shannon menoleh malas kearah laki-laki yang mendadak diam di depannya.
Sebenarnya ia sangat membenci pekerjaannya sebagai pelayan kelab. Banyak laki-laki hidung belang yang menggoda bahkan sesekali menyentuh tubuhnya dengan sengaja. Tetapi ia memerlukan uang.
Laki-laki di hadapannya tergagap seakan melihat hantu di depannya.
"Ada apa, tuan?" Tanya Shannon datar. Tidak ingin berlama-lama berinteraksi dengan laki-laki yang bisa ia deteksi sebagai hidung belang.
"T-toilet. Where is the toilet?" Tanyanya gugup dengan bahasa inggris.
Shannon mengernyit. Jelas-jelas laki-laki itu barusan mencoba menggodanya dengan bahasa Indonesia yang lancar. Kenapa tiba-tiba dia berbahasa Inggris?
Tanpa menjawab dengan suara, Shannon hanya menunjuk kearah belakang pria itu.
"Ah. Ok, Thankyou..." ujarnya langsung berlalu pergi setelah mengangguk sungkan kepadanya.
"Aneh," gumam Shannon menatap kepergian laki-laki itu dengan kernyitan.
Ia kemudian berbalik, hendak melanjutkan pekerjaannya. Tetapi ia malah langsung menabrak dada bidang seseorang yang entah sejak kapan dan kenapa bisa berada di belakangnya.
Matanya membulat begitu melihat jejak lipstiknya menempel di kemeja laki-laki itu.
"Ma-maa-" Shannon mengadah dan perkataannya terhenti begitu melihat senyum laki-laki yang baru ia tabrak beberapa detik yang lalu. Laki-laki itu tersenyum hangat kepadanya, namun senyum itu tidak menulari Shannon. Shannon tidak jadi meminta maaf begitu sadar siapa yang ia tabrak.
"Is he bothering you?" Tanyanya yang langsung membuat Shannon mengerti, kenapa laki-laki itu tadi kabur tanpa jadi menggodanya.
Ia sedikit bersyukur, namun juga ia malah merasa keluar kandang singa dan masuk ke kandang buaya saat ini.
"No," jawab Shannon singkat padat dan jelas. Shannon langsung meraih serbetnya dan berlalu melewati laki-laki itu tanpa kata terima kasih atau maaf.
Laki-laki itu terkekeh dan ia mengikuti Shannon. "Apa ini caramu melayani pelanggan, Shannon?" Tanyanya membuat Shannon sontak berhenti dan menegang. Matanya kembali membulat dan berbalik menatap tajam kearah laki-laki yang berdiri di belakangnya. "Shannon, right? Your name."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love from 9000 Miles [#MFFS4]
RomanceAku duduk di ruang tunggu hingga suara pengumuman yang mengabarkan kalau pesawat kami telah tersedia. Aku memasukkan laptopku ke dalam tas kerja yang selalu kubawa, dan meraih Jaket yang kusandingkan di kursi kosong sebelahku. Sebentar lagi, sebenta...