42. I'll See You

32K 3.1K 69
                                    

"Bagaimana persiapan pernikahannya?"

Shannon terlonjak dan berbalik, menghentikan apapun yang sedang ia kerjakan dan matanya melebar melihat kehadiran seseorang di ambang pintu ruang tamunya.

"Kau mengejutkanku," serunya dengan senyum lebar. Ia berdiri kemudian menghampiri tamunya itu dengan sorot hangat. "Kapan kalian sampai? Kenapa tidak mengabariku? Aku bisa menjemput kalian di bandara."

"Kami tidak ingin menambah pekerjaanmu," jawab wanita yang terlihat sedikit lebih gemuk dibanding terakhir kali ia melihatnya beberapa bulan yang lalu.

Mata Shannon berbinar dan perhatiannya beralih pada perempuan itu. "Oh My God! Berapa bulan??"

Perempuan itu berdecak dan memajukan bibirnya. "Apa perubahan tubuhku sangat mencolok?"

"Menggemuk itu hal yang wajar untuk wanita hamil, Megan," goda perempuan di sebelahnya sambil terkekeh.

"Kalau bukan karena kembaranmu yang tidak melewatkan kesempatan setiap siklus menstruasiku selesai, sebenarnya aku ingin menunda kehamilan ini sedikit lebih lama. You know... Menyimpan uang untuk masa depan, merencanakan dengan matang-"

Perempuan di sebelahnya memutar bola mata dan menggerutu, "oh Come on! Kalian berdua adalah wanita beruntung yang menikahi bujang kaya raya di seluruh negeri. Aku bahkan berani bertaruh harta Alceo tidak akan habis jika ia memiliki 12 anak nantinya."

Ucapan Auryn barusan membuat Shannon terkekeh. Terlebih saat melihat ekspresi Megan yang menatap horror Austin.

"Two is more than enough! Dua belas? Kau pikir aku manusia atau mesin pencetak anak?" Protes Megan.

"Kau tidak akan bisa menolak kalau nanti kau mengandung anak kembar, kan? Bagaimana? Apa sudah di periksa? Bisa jadi kau mengandung kembar 6 sekaligus?" Goda Auryn lagi yang semakin membuat Megan melotot tidak percaya.

Tawa Shannon membuat perdebatan kecil itu berakhir. Daripada menggoda kakak iparnya, Auryn kini lebih memilih menggoda calon kakak iparnya yang terlihat lebih kurus dari yang terakhir di ingat.

"Lihat dirimu! Kurus sekali. Kau yakin gaunnya akan pas?" Tanya Auryn.

"Aku baru mengukurnya lagi kemarin, jadi jangan khawatir," ujar Shannon sambil tersenyum.

"Terkadang aku tidak mengerti dengan jalan pemikiran Austin. Kenapa dia membebankan tanggung jawab pernikahan ini hanya padamu? Lihat! Pasti kau stress sekali hingga menjadi kurus begini!" Protes Auryn yang membuat Shannon kembali terkekeh. "Omong-omong, dimana calon mempelai pria itu? Aku tidak melihatnya dimanapun."

"Austin sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan yang seharusnya bukan tanggung jawabnya, Auryn. Aku tidak keberatan kalau harus mengurus pernikahan kami sendirian. Lagipula, itu yang Austin minta. Mewujudkan pernikahan impianku." Shannon terkekeh lagi.

Auryn tertawa sinis dan berdecak. "Kemana laki-laki itu? Dia menyuruh Mike dan Marvel untuk mengurus perusahaan di Indonesia. Aku mengira dia memang sibuk mengurus pernikahan sampai tidak bisa menyelesaikan permasalahan itu sendiri."

Shannon menggigit bibir bawahnya. Ia terlihat gugup. "D-duduk dulu di dalam. Kalian pasti lelah setelah seharian di pesawat, kan?"

Auryn memicingkan matanya melihat tingkah Shannon yang mendadak berbeda. Mereka mengikuti langkah Shannon, namun Auryn masih tetap memakukan matanya pada Shannon.

Setelah Shannon mengabaikan pertanyaannya dengan sangat jelas, dan terlihat tidak berniat untuk menjawabnya, Auryn kembali bertanya begitu mereka duduk di sofa ruang tamu yang besar itu.

Love from 9000 Miles [#MFFS4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang