33. Meet the In-Law - 3

33.7K 3.6K 49
                                    

Setelah memaksa Gio untuk tidur di kamar Austin, dan Risa juga memilih untuk berpamitan pulang agar tidak mengganggu perbincangan Shannon dengan kedua orang tuanya, kini Austin, Shannon, dan dua orang tua Shannon sudah berkumpul di ruang kerja Austin.

Sebenarnya Shannon tidak tahu apa yang ia harapkan dengan mendengar penjelasan 'apa yang terjadi setelah dirinya di buang' saat ini. Karena itu tidak akan mengubah kenyataan apapun dan tidak akan bisa mengobati luka di hatinya sedikitpun.

"Kami berusaha membujuk Kakekmu, Shan." Ayahnya bersuara ditengah keheningan yang membuat Shannon melamun. "Daddy bahkan berlutut dan memohon pada Kakek agar menarik kembali keputusannya untuk mencoretmu dari daftar keluarga kami," sambungnya seraya tersenyum getir. Ia mengingat bagaimana hancur hidupnya mengetahui putri satu-satunya, dan putri yang ia banggakan mengecewakan kepercayaannya, dan diusir di depan matanya tanpa bisa ia bela. Ia terlalu kecewa saat itu.

"Kau memang mengkhianati kepercayaan kami, Shannon. Tapi seberapa besarpun rasa kecewa kami, itu tidak bisa mengubah kenyataan kalau kau tetap anak kami. Kami bersalah karena tidak lebih giat lagi menjaga putri kami, bahkan saat di masa terpuruknya, kami tidak bisa menolong anak kami sendiri," ujar ayahnya mulai terlihat emosional. Ibunya di sampingpun sudah menitikkan air mata. Sedangkan Shannon, berusaha terlihat tegar dengan meremas jemari tangannya di pangkuan.

"Kami berusaha mencarimu tanpa sepengetahuan Kakek. Kami selalu menggarapkan kesehatan dan keselamatanmu juga calon anakmu. Kami berusaha setiap hari untuk mengubah keputusan Kakekmu, mendesaknya, memohonnya, bahkan berlutut setiap haripun seperti sudah menjadi rutinitas Daddy." Ayahnya tergelak kecil sambil menggeleng. Ia meraih bahu istrinya, menguatkan wanita yang semakin tersedu itu. "Sampai kesehatan Kakek menurun," sambung Ayahnya menyentak diri Shannon.

"Kami tahu Kakekmu pasti bukan orang sekejam itu. Ia pasti juga mengkhawatirkanmu dan menyesali keputusannya. Ia lebih kecewa dibandingkan kami karena Kakek sangat membanggakanmu, Shan," sambung ayahnya menatap Shannon lurus. Namun Shannon memilih untuk menunduk dan menghalau segala bentuk emosinya.

Austin yang merasakan dilema Shannon, perlahan menyentuh jemari Shannon yang sudah merah di remas-remas, lalu menggenggamnya dengan lembut.

"Kami terpaksa kembali ke Australia karena kesehatan Kakekmu semakin mengkhawatirkan. Tapi bukan berarti kami berhenti mencari keberadaanmu, Shan," ujar Ayahnya meyakinkan Shannon yang sama sekali tidak mengangkat kepalanya sejak tadi.

"Tapi kami tidak menyangka kalau kau yang selama ini besar di Bali, bahkan untuk berbahasa Indonesia juga tidak terlalu lancar saat itu, akan nekat melarikan diri ke Jakarta. Kami sama sekali tidak memperhitungkan itu. Kami masih berharap kalau kau akan ada di Bali, ditempat yang bisa kami temukan." Ayahnya mengepalkan tangannya, mengisyaratkan penyesalannya yang mendalam. "Saat itu kami berpikir, selama tidak ada berita pembunuhan atau penemuan mayat yang menyerupaimu, kami setidaknya bisa berlega hati karena kami yakin, kau pasti baik-baik saja."

Austin perlahan bisa mendengar isakkan di sampingnya. Bahkan punggung tangannya yang berada tepat di bawah wajah Shannon juga bisa merasakan tetesan air mata perempuan itu.

"Hingga Austin mengirim anak buahnya menemui kami, lalu Austin sendiri datang kepada kami, memberitahu kami kalau kau baik-baik saja, begitu juga dengan Gio. Kami tidak pernah merasa selega itu sebelumnya. Bahkan Kakekmu juga-" ucapan ayahnya terpotong oleh isakkan Ibunya yang semakin keras.

Ayahnya ikut terisak dan suaranya semakin bergetar ketika melanjutkan ucapannya, "Kakekmu yang sedang berada dalam keadaan koma juga menitikkan airmata saat mendengar ucapan Austin, Shan. Kakekmu pasti juga merasa lega mengetahui kalau cucu kesayangannya baik-baik saja."

Shannon akhirnya mengadah untuk pertama kalinya. Mata merah dan basahnya membelalak. Dengan suara bergetar dan seraknya, ia bertanya lirih, "ada apa dengan Kakek?"

Love from 9000 Miles [#MFFS4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang