7. Takut

8.9K 856 3
                                    

(Namakamu) masih saja teringat dengan kejadian tadi siang. Entah kenapa ia tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata Steffi.

'berarti ada kesempatan dong buat gue'

Berkali-kali (Namakamu) mencoba menghilangkan fikiran buruk terhadap Steffi. Tapi rasanya sangat sulit.

"Udah (Nam), gausah dipikirin" Iqbaal tiba-tiba datang dan duduk di samping (Namakamu).

(Namakamu) menghela nafas. "Kalo bisa, aku juga gamau mikirin itu terus Baal"

Iqbaal terdiam. Ia sendiri bingung bagaimana bisa Steffi menyukainya. Sedangkan mereka sudah bersahabat sejak lama. Tidak pernah ada kata jatuh cinta diantara mereka. Iqbaal teringat dengan kata-kata para sahabatnya siang tadi.

'Memang sih, kalo gue perhatiin beberapa minggu belakangan ini Steffi sering ngeliatin lo diem diem Baal'-Rafto

'Inget satu hal, lo udah punya istri. Jangan sampe lo ada niatan buat selingkuh dari dia'-Fauzan

'Mungkin udah lama dia suka sama lo, but dia gapernah nunjukin itu. Tapi menurut gue itu cuma obsesi sementara aja'-Aldi

Iqbaal membuang fikiran buruk itu jauh jauh. Karna Iqbaal hanya ingin fokus dengan seseorang yang mulai mengisi hatinya, (Namakamu).

"Daripada mikirin masalah ini terus, mendingan sekarang kamu makan ya?" Iqbaal berusaha mengalihkan fikiran (Namakamu).

"Iya Baal"

Iqbaal mengambil makanan yang tadi ia letakkan di atas meja ruang tamu. (Namakamu) mulai memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya. Terkadang ia juga menyuapi Iqbaal dan dengan senang hati Iqbaal menerimanya.

"Emm, aku boleh minta tolong ga?" tanya (Namakamu) setelah mereka selesai makan.

"Boleh, kenapa?"

"Aku mau ke kamar. Bantuin ya?"

Iqbaal terkekeh mendengar permintaan (Namakamu). "Kaya gini aja pake minta tolong. Tinggal bilang aja gapapa kok"

Iqbaal langsung menggendong (Namakamu) ala bridal style menuju lantai dua. (Namakamu) yang terkejut refleks memeluk Iqbaal.

"IQBAAL IH"

☁☁☁

Karena insiden kemarin, (Namakamu) menjadi sedikit sulit beraktifitas. Seperti pagi ini, ia tidak bisa menyiapkan sarapan untuk Iqbaal.

"Maaf ya, jadinya kamu cuma sarapan roti doang"

"Gapapa (Nam), makan roti juga sarapan kan?"

(Namakamu) hanya mengangguk kecil. Walaupun Iqbaal mengatakan tidak masalah, tetap saja ia merasa tidak enak.

"Hari ini kamu sendirian di rumah gapapa? Dokter bilang kamu harus tunggu sampe lukanya kering dulu kan"

Saat pulang kuliah kemarin, Iqbaal dan (Namakamu) memang langsung pergi ke Rumah Sakit untuk memastikan luka di kaki (Namakamu) tidak terlalu serius. Hanya sedikit infeksi karena luka nya agak dalam.

"Ngga papa kok" (Namakamu) mengatakannya dengan sedikit ragu.

"Bener? Kalo ngga aku anter ke rumah Bunda aja" Iqbaal memastikan.

"Beneran ngga papa, aku di rumah aja. Lagian hari ini kamu kelas pagi aja kan?"

"Iya aku cuma kelas pagi aja," Iqbaal melirik ke arah jam tangan yang dipakainya. "Udah jam 7 (Nam), aku berangkat dulu ya"

(Namakamu) mencium punggung tangan Iqbaal. "Hati hati di jalan"

Iqbaal tersenyum, "Kamu juga hati hati di rumah. Kalo ada apa-apa langsung telfon aku. Jangan jauh-jauh dari handphone"

Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang