8. Trauma

8.8K 864 6
                                    

Sejak kejadian kemarin, (Namakamu) menjadi lebih pendiam. Iqbaal tentu saja mengerti, ia tahu (Namakamu) pasti trauma berat.

"Kamu tau ngga? Kalo aku ke kampus mereka pasti nanyain kamu terus. Ya terpaksa aku bilang gatau"

(Namakamu) hanya menanggapi nya dengan senyuman tipis.

"(Nam), aku udah ngomong sama mama papa. Mereka setuju kalo aku ajak kamu ke dokter psikolog. Mau ya?"

"Aku takut" ucap (Namakamu) lirih.

"Aku yang temenin kamu pergi kesana, ga akan aku tinggalin"

"Tapi dengan ini kamu nggak bakal anggap aku gila kan?" kali ini (Namakamu) menatap Iqbaal.

"Enggak, (Nam). Justru aku ngelakuin ini karna aku pengen kamu balik kaya dulu. Ya?" Iqbaal menatap (Namakamu) penuh harap.

(Namakamu) mengangguk lemah. Setelah itu ia memeluk Iqbaal. Mungkin (Namakamu) butuh seseorang yang bisa menenangkan dirinya sekarang. Siapa lagi kalau bukan Iqbaal, suami nya.

☁☁☁

Sudah satu minggu ini Iqbaal selalu mengantar (Namakamu) ke dokter psikolog. Tidak ada masalah dengan kejiwaan (Namakamu). Hanya saja (Namakamu) harus benar-benar bisa melupakan kejadian satu minggu yang lalu.

(Namakamu) menghampiri Iqbaal yang sedang menonton tv di ruang tengah.

"Loh, aku kira kamu udah tidur"

"Aku laper, gabisa tidur. Mama sama papa kemana sih Baal?"

Flashback On

"Baal, mama sama papa harus pergi ke Malang. Kakek (Namakamu) sakit"

"(Namakamu) udah tau pah?"

"Belum. Jangan bilang ke dia dulu, takutnya nanti dia drop lagi. Baru aja baikan 'kan"

Iqbaal mengangguk paham. "Kapan mama sama papa berangkat?"

"Sore ini Baal, kamu tolong jaga (Namakamu) ya. Pak Mugi--satpam di rumah mama--udah mama suruh jaga 24 jam selama kalian tinggal di sini"

Untung saja saat ini (Namakamu) sedang tidur. Jadi mama, papa dan Iqbaal bisa membicarakan hal ini.

Flashback Off

"Tadi pas kamu tidur mama sama papa bilang mau ke luar kota, biasa urusan kantor"

(Namakamu) hanya ber-ooh ria.

"Kamu laper? Mau aku bikinin makanan?"

(Namakamu) menggeleng. "Ga mau"

"Terus?"

"Kita makan di luar ya?" (Namakamu) menunjukkan puppy eyes nya di hadapan Iqbaal.

Mau tidak mau Iqbaal harus meng-iyakan walaupun Iqbaal tau ini sudah malam. Ia tidak ingin melihat (Namakamu) murung lagi seperti kemarin. Cukup untuk yang pertama dan terakhir, batin Iqbaal.

☁☁☁

Sudah setengah jam Iqbaal dan (Namakamu) berkeliling di Kokas, tapi (Namakamu) masih belum menemukan tempat makan yang ia mau.

"Ntar pulang nya kemaleman (Nam)" Iqbaal mengingatkan.

"Tapi aku belum dapet tempat yang enak"

"Disini makanannya enak semua kok"

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya. "Ayo pulang"

"Loh kenapa?" tentu saja Iqbaal bingung.

"Udah kenyang"

Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang