10. Jujur

8.4K 774 6
                                    

Kini (Namakamu) dan Dana sedang berbincang-bincang di ruang tengah.

"Sombong banget sih lo. Mentang mentang dapet beasiswa gapernah ngabarin gue lagi" cibir (Namakamu).

"Gue di Belanda sekolah, bukan liburan ege"

(Namakamu) terkekeh. "Yang waras ngalah dah"

"Eh sialan. By the way, hubungan lo sama Iqbaal gimana?" ucap Dana sambil meminum sirup yang ia buat tadi.

(Namakamu) mengerutkan keningnya. "Kok lo tau gue nikah sama Iqbaal? Perasaan gue gaada cerita deh"

Dana tersenyum tipis. "Lo emang gapernah cerita. Tapi Iqbaal yang cerita"

"Lo kenal sama Iqbaal?"

"Jauh sebelum lo kenal sama dia. Iqbaal itu sahabat gue dari kecil, (Nam). Dia juga yang nyuruh gue kesini buat nemenin lo karna dia takut ninggalin lo sendirian" Dana menjelaskan.

(Namakamu) tersenyum. Ternyata Iqbaal sangat perhatian dan sangat mengkhawatirkannya.

"Om sama tante kemana (Nam)?"

(Namakamu) terdiam sejenak. Ia lupa kemana mama dan papa nya pergi. "Oh iya, biasa urusan kantor"

Dana melirik jam tangan yang dipakainya. "Udah siang, (Nam). Gue pulang ya, lagian Iqbaal bentar lagi dateng kan?"

(Namakamu) mengangguk. "Makasih ya Dan, lo udah luangin waktu buat nemenin gue"

Dana berdiri dari duduknya dan mengambil tas ransel nya. "Sama sama (Nam). Kalo Iqbaal yang minta mah selagi gue bisa bakal gue turutin"

(Namakamu) terkekeh pelan. "Bisa aja lo. Hati-hati" peringat (Namakamu).

"Iye bini Iqbaal"

☁☁☁

13.30 pm

Iqbaal pulang terlambat lagi hari ini. Sesampainya di rumah ia langsung mencari keberadaan (Namakamu) untuk memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja. Iqbaal memghembuskan nafas nya lega saat melihat (Namakamu) tertidur di sofa depan tv.

"Maaf hari ini aku terlambat lagi, tadi aku beli makan siang dulu" ucap Iqbaal pelan. Ia tidak ingin membangunkan (Namakamu).

Saat Iqbaal hendak berdiri, seseorang menahan tangannya. Sontak Iqbaal menoleh ke belakang.

"Eh kamu bangun. Aku ganggu ya?"

(Namakamu) menggeleng pelan. "Engga Baal, ganggu apaan sih"

"Aku terlambat soalnya mampir beli makan dulu" Iqbaal menampakkan wajah merasa bersalah.

"Iya ngga papa. Kamu gak perlu khawatir kali, kan tadi Dana udah kesini. Di rumah mama juga ada pak Mugi kan"

Iqbaal mengangguk setuju. Setelah itu ia mengambil makanan tadi dan membuka nya.

"Aku suapin ya?"

"Makan sendiri aja Baal"

"Gamau tau aku yang suapin"

"Kalo maksa ngapain nanya" cibir (Namakamu).

Iqbaal terkekeh mendengar cibiran (Namakamu). Setelah mereka selesai makan Iqbaal membicarakan sesuatu dengan (Namakamu).

"Tadi di kampus anak-anak mau bikin rencana liburan gitu. Kamu setuju ngga?"

"Kok tanya aku? Kan kamu yang mau liburan"

"Aku pasti pergi sama kamu. Ojan mau ngajak Namira, Rafto juga bawa Maura" jelas Iqbaal.

"Terserah kamu aja. Kalo kamu setuju aku juga setuju. Emangnya mau kemana gitu?" tanya (Namakamu).

Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang