Malam ini, Iqbaal akan tidur bersama (Namakamu). Ia benar benar menyesal karena telah meninggalkan (Namakamu) tadi. Dan dia juga lah yang menyebabkan keadaan (Namakamu) menjadi seperti sekarang.
"(Namakamu) cium gue itu karna dia mau bilang makasih. Dulu gue pernah janji mau beliin jam yang dia pengen banget dan setelah gue beliin, mungkin dia terlalu seneng Baal" jelas Dana saat mereka berada di kamar.
"Seharusnya gue gak sembarangan ambil kesimpulan" ucap Iqbaal dengan nada merasa bersalah.
(Namakamu) mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia memang tertidur tadi. Lebih tepatnya--diberi obat tidur--oleh Iqbaal.
"(Nam)"
(Namakamu) bangun dan langsung menghambur ke dalam pelukan Iqbaal.
"Aku takut" ucap (Namakamu) lirih.
"Di sini aman, (Nam). Gausah takut"
"Lo tadi kemana? Dan kenapa pulang pulang lo udah kaya gini?" tanya Maura takut-takut.
Perlahan (Namakamu) menceritakan kejadian demi kejadian yang dialaminya tadi.
"Gue gak bisa bayangin gimana kalo sampe laki-laki tadi macem macem sama gue"
Bugh
"DANA"
Iqbaal memegang pipinya yang membiru akibat tinjuan Dana tadi.
"Kalo pikiran lo gak kekanak-kanakan, (Namakamu) gak bakal gini. Untungnya sih dia belum di apa-apain" ucap Dana sinis. "Gue tau lo cemburu, lo pasti marah. Tapi gak perlu sampe bikin (Namakamu) dalam bahaya kan?"
Dana menatap Iqbaal dengan tatapan sengit. Sebaliknya Iqbaal hanya menatap lurus ke depan. (Namakamu) yang sudah jengah dengan situasi seperti ini akhirnya buka suara.
"Dan, lo keterlaluan tau gak sih? Gue emang salah karna ga bisa jaga perasaan dia. Gue juga yang salah karna milih jalan jalan bukan balik ke hotel" ucap (Namakamu) tegas.
"Tapi (Nam)--"
"Gue mau ngomong sama Iqbaal bentar. Kalian keluar ya?" pinta (Namakamu) memohon.
"Its okay, kita ngerti" ucap Maura yang setelah itu menarik Rafto keluar. Disusul oleh Aldi dan Dana.
"Baal"
"Hm?"
"Maafin aku ya, aku refleks cium Dana tadi" suara (Namakamu) terdengar pelan. Sangat pelan.
"Harusnya aku yang minta maaf karna ninggalin kamu gitu aja tadi. Masalahnya aku bener bener kepancing emosi. Lagian, Dana sepupu kamu kan"
"Walaupun dia sepupu aku tapi itu gak wajar Baal, karna aku istri kamu sekarang," (Namakamu) menjeda ucapannya. "Harusnya juga, aku langsung ke hotel tadi. Tapi malah sok sok an tau jalan"
Iqbaal mengelus kepala (Namakamu) pelan dan tersenyum. "Ngga papa, kita sama-sama intropeksi diri aja"
"Sebentar Baal"
(Namakamu) berjalan menuju kulkas dan mengambil es batu.
"Biar ngga lebam lagi, di kompres pake es batu"
(Namakamu) meletakkan es batu di dalam gulungan handuk kecil lalu ditempelkan ke pipi Iqbaal.
☁☁☁
1.20 am
Di tengah malam seperti ini (Namakamu) terbangun. Mungkin karena belum makan seharian (Namakamu) merasa lapar.
"Iqbaal" (Namakamu) menggoyang-goyangkan lengan Iqbaal.
"Hhmm"
"Bangunnn" teriak (Namakamu).

KAMU SEDANG MEMBACA
Love [IDR]
Fiksi PenggemarSefruit cerita yang tidak direncanakan. 1st published January 22, 2018.