Ayung Teras, Tokyo
Empat hari berada di Jepang memang membuat mereka rindu makanan Indonesia. Siang ini mereka sengaja makan di salah satu restaurant Indonesia sebelum besok kembali ke sana.
"Panas banget ya ampun"
"Udah pake ac gini (Nam)" sahut Iqbaal sambil mengibaskan tangannya untuk mengipasi (Namakamu).
"Sumpah (Nam), ini tuh dingin" tambah Aldi.
"Gatau hawa disini atau emang badan gue yang panas"
"Cepol aja rambutnya (Nam)" saran Iqbaal.
"Ra, lo bawa jedai kan? Pinjem dong" pinta (Namakamu) yang memang tidak membawa jedai ataupun ikat rambut saat itu.
"Nih"
"Eh besok kita safe flight jam berapa?" tanya Rafto.
Dana menunjukkan boarding pass yang tertera di layar handphone nya. "Disini sih jam 10, gatau kalo delay"
"Jangan delay ah, lama nunggu nya" timpal (Namakamu).
Tiba-tiba Aldi mengarahkan pandangannya kepada (Namakamu).
"(Nam)" panggil Aldi dengan nada serius.
(Namakamu) yang merasa di perhatikan seperti itu tentu saja merasa bingung. "Kenapa Al?"
"Leher lo, bekas apa?"
"Hah? Leher gue kenapa?" spontan saja (Namakamu) memegang lehernya.
"Ambil kaca (Nam)"
(Namakamu) menuruti perintah Maura dan, shit. Ia lupa. Tadi malam Iqbaal melakukan permainan itu lagi dan membekas seperti sekarang.
"Ha, ini..."
"Biasalah, main bentar gapapa dong" ucap Iqbaal jenaka dan langsung mendapat hadiah tatapan tajam dari (Namakamu).
☁☁☁
Perjalanan jauh membuat Iqbaal dan (Namakamu) merasa benar benar lelah. Buktinya sampai siang ini pun mereka berdua belum juga bangun.
Tring
Lagi-lagi handphone Iqbaal berbunyi. Dan kali ini Iqbaal tidak mengabaikan telfon tersebut. Tanpa membaca Id Caller Iqbaal langsung menggeser layar dan menempelkan handphone di telinga.
"Halo"
".............."
"Hah? Jangan bercanda Jan"
".............."
"Oke oke. Tunggu 30 menit gue sama (Namakamu) udah ada di sana"
Iqbaal meletakkan kembali handphone nya di nakas samping tempat tidur.
"Siapa?" ternyata (Namakamu) juga ikut terbangun.
"Ojan barusan telfon"
"Tumben. Ada apa?" tanya (Namakamu) penasaran.
"Rafto sama Maura kecelakaan, (Nam)"
(Namakamu) membekap mulutnya. Kecelakaan? Baru saja kemarin mereka kembali dari Jepang.
Iqbaal dan (Namakamu) berlarian di koridor rumah sakit. Mereka langsung menuju ke ruang rawat Maura. Sedangkan Rafto tidak perlu dirawat karna hanya mengalami luka-luka kecil.
"Kenapa bisa gini sih Ra" tanya (Namakamu) khawatir.
"Musibah gaada yang tau (Nam)"
"Tapi lo gapapa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love [IDR]
FanficSefruit cerita yang tidak direncanakan. 1st published January 22, 2018.