29. Back to you

7.1K 734 33
                                        

Dua minggu tanpa (Namakamu) terasa seperti satu tahun bagi Iqbaal. Sampai saat ini (Namakamu) belum mau pulang kerumah. Bahkan bertemu Iqbaal pun ia tidak mau.

"Sampe kapan lo mau menghindar (Nam)?"

(Namakamu) memutar-mutar sedotan didalam gelasnya. "Gatau Shil. Gue masih belum bisa maafin Iqbaal sepenuhnya"

"Tapi Iqbaal suami lo (Nam). Dosa lo sebagai istri kalo giniin suami lo" ujar Shila dan begitu menusuk bagi (Namakamu).

"Entahlah. Gue cuma ngikutin alurnya aja" jawab (Namakamu) sambil mengendikkan bahunya.

Shila yang sudah bosan memberikan nasihat kepada (Namakamu) memutar kedua bola matanya. Jengah dengan sifat keras kepala (Namakamu).

"Gue bosen. Pengen liburan"

"Liburan terus pikiran lo. Udah kebiasaan bareng Iqbaal sih" cibir Shila.

(Namakamu) menggigit bibir bagian bawahnya. "Apaan sih"

"Gausah munafik (Nam). Gue tau sejujurnya lo kangen 'kan sama Iqbaal?"

(Namakamu) terdiam.

"Cape ya ngomong sama patung. Udahlah gini aja, lo bilang pengen liburan kan?"

"Heem"

"Lusa kita ke Bali. Gimana?" tawar Shila.

(Namakamu) mengangguk cepat. "Mauu. Tapi kuliah lo?"

Shila mendengus. "Yang udah lulus mah beda ya. Tenang gue lagi liburan kok"

"Oke deh. Lusa kan? Tiketnya biar gue yang urus" putus (Namakamu).

Shila hanya mengangguk patuh. Itu artinya ia tidak perlu repot-repot menghabiskan paket data hanya untuk searching tiket pesawat mereka. Biasalah nax pengiritan:v

Berbeda dengan (Namakamu), saat ini Iqbaal sedang berada di kantornya. Menatap foto dirinya bersama (Namakamu) yang di pajang di atas meja kerjanya.

"Sebentar lagi anniversary kita yang ke tujuh tahun (Nam). Tapi kenapa malah gini?"

Iqbaal menghembuskan napas kasar. Sungguh, ia sangat merindukan saat bersama (Namakamu).

"Masih belum mau balik tuh (Namakamu)?"

Iqbaal membuka matanya saat mendengar suara seseorang.

"Belum. Kenapa sih sepupu lo itu keras kepala banget?"

Dana terkekeh. "(Namakamu) yang keras kepala atau lo yang gabisa nge bujuk nih?"

"Gatau gue, pusing"

"Berarti lo nyerah dong?" ujar Dana to the point.

Iqbaal menggeleng. "Bukan nyerah. Gue cuma lagi pusing aja mikirin gimana caranya"

Dana mengeluarkan handphone dari sakunya. Kemudian ia memutar sebuah rekaman yang berisi percakapannya dengan (Namakamu) kemarin.

"Danaaa, gue jahat ngga sih ngelakuin ini ke Iqbaal?" teriak (Namakamu) frustasi.

"Kalo dibilang jahat, ya lumayan lah. Secara lo itu istri sah nya Iqbaal, dengan kata lain Iqbaal itu suami lo. Lo pikir aja, itu nyakitin perasaan dia banget pasti"

"Ck, lo pikir apa yang dia lakuin ke gue itu bener? Terus dia ngga jahat, gitu?"

"Aduh (Nam). Lama-lama pusing juga gue dengerin cerita lo"

"Berarti dari tadi gue cerita panjang lebar lo nggak ngerti? Ga guna dong"

"Intinya disini lo berdua salah. Kalian sama-sama salah. Gak seharusnya Iqbaal bentak lo dan gak seharusnya lo giniin Iqbaal"

Love [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang