28🌷

131 24 9
                                    

Happy Reading

Dari 1000 cewe yang ada. Cuma satu yang gw pilih, yaitu Lo.

¤¤¤

"Makasi buat hari ini. Meski cara lo tadi menegangkan." Angling tersenyum, dan mengacak-acak rambut Amoy

"Sorry. Itu satu cara supaya lo lebih sopan. Enak banget sih tadi lo naikin motor gw."

"Hehehe. Yaudah, gw masuk ke rumah dulu ya?." Amoy membalikkan badannya dan berjalan menuju ambang pintu rumahnya

"Moy.." panggilan Angling membuat Amoy menoleh

"Apa?."

"Cantik.."

Amoy tersenyum geli, "dari dulu."

"Dih?."

"Udah ah. Bbw(buang-buang waktu)." Amoy berjalan kembali menuju rumahnya

"Dari 1000 cewe yang ada. Cuma satu yang gw pilih,yaitu Lo!!" Teriak Angling. Dan Amoy sempat memberhentikan jalannya dan tersenyum, lalu kembali berjalan menuju rumahnya hingga pintu rumahnya ditutup

"Ehm.." Ternyata sedari tadi mamah Amoy memperhatikan Amoy dan Angling di balik gorden.

"M-a-m-a-h?."

"Kenapa ga di suruh masuk?."

Nada lega yang dikeluarkan oleh Amoy, "Nghh, dia mau langsung pulang katanya. Yaudahlah mah, gausah ngurusin Angling. Hmm, mending kitaa ke meja makan. Mamah masak kan?."

"Kamu ya, paling bisa kalau urusan nge-les." Amoy nyengir

Saat Amoy membuka knop pintu, Raihan menelponnya.

"Ya hallo kak? Ada apa? Kangen ya sama gw?." Amoy menggenggam ponselnya

"Lu kok ga ke rumah?." Raihan berbicara disebrang sana

"Oh iya. Gw lupa, sorry-sorry. Tadi gw pulang dijemput sama Angling. Eh bukan dijemput sih, tapi gimana ya? Ceritanya panjang deh."

"Ck. Angling lagi. Lu tuh kenapa sih? Lu itu masih punya Dheva, kasihan dia."

"Gw udah putus!"

"Hah? Kok bisa?."

"Ya bisalah. Udah lah, gw mau istirahat." Amoy memutuskan teleponnya, dan kini tersisa suara telepon mati. Tut..tut..tut..

"Dheva aja terus! Kaya gaada hal lain selain Dheva, bosen tau ga!" Amoy melempar hp nya ke kasur dan menutup mukanya dengan bantal

"Moy, ada tamu!! Cepat kesini, lihat siapa yang datang." Teriak mamah Amoy

Amoy bergegas turun dan terkejut melihat tiga orang perempuan yang selama ini ia rindukan.

"Afni, Naya, Cila?!!" Amoy berlarian menuju mereka bertiga, dengan siap mereka bertiga menerima pelukan Amoy

"Arghh!! Gw kangen lu Amoy!! Sumpah, gw ga nyangka lo disini. Di depan mata gw!!" Afni mengucek matanya

"Gw mau marah sama lu! Kenapa gitu aja ngilang? Hah?! Lo gatau kita bertiga sampai 3 hari 3 malem kagak bisa tidur karena mikirin elu!." Cila mengerutkan dahinya, Amoy hanya tersenyum melihat Cila

Naya memegang bahu Amoy, "Moy, gw seneng akhirnya lo bisa kembali. Gw mau kita yang dulu, selalu berempat. Oke? Abal-abal grup bakal ada notif lagi nih. Ya ga?."

"Iyalah." Semuanya tertawa senang. Bahagia.

"Gw juga kangen bangeet sama kalian, sumpah. Di sekolah Smp gw yang baru, gw cuma nemuin satu sahabat. Namanya Alma, nanti gw kenalin sama lo semua."

"Tetep Angling kan?." Jahil Afni sambil menempelkan bahunya dengan bahu Amoy

"Hmm, atau jangan-jangan udah punya pacar?." Timpal Naya

"Angling masih menunggu, untukmu loh." Ini lagi, Cila malah ikut menggoda Amoy

"Gw emang udah punya pacar. Namanya Dheva, tapi gw pacaran sama dia karena gw gatau dihati gw ada Angling. Ya, gw lupa ingatan."

"Terus? Gimana dong?." Naya menopang dagu

"Gimana apanya? Hubungan gw sama Dheva?" Ketiga teman Amoy mengangguk bersama, "Kandas! Gw udahan sama Dheva. Dia anak bandel, perokok. Gasuka gw."

"Moy. Bukan karena Angling lo tinggalin dia kan??" Naya mengangkat satu alisnya

"Insya allah, bukan."

¤¤¤

"Jangan ngomongin orang. kamu gaakan kuat, biar aku saja." Angling terkekeh disebrang sana

"Bisa aja lu punuk onta, elah." Amoy memanggil seperti itu? Tapi Angling tidak keberatan, malah ia membalas dengan sebutan yang lebih konyol lagi kepada Amoy

"Iya poni kuda, biasa gw lagi demam Dilan nih. Eh, btw ucapan yang tadi tuh. Yang katanya gw ngomong apa ya? Lupa. Pokoknya tadi pas nganter balik, gausah diinget ya. Anggap ucapan itu ga pernah ada."

Amoy mengerutkan dahi, "hahaha, kenapa emangnya? Sans aja kali."

"Elah, gw gamau jadi PHO nih. Hahaha."

"Gw kan udah putus sama Dheva."

"Cintai orang yang juga mencintai lo moy."

"So puitis, lo gaakan tau gimana buruknya sikap Dheva. Udah ah, ngapa jadi bahas Dheva."

"Gimana lo sama Raihan? Masih ada komunikasi?."

"Masih, tapi dia tuh super duper nyebelin. Kak Raihan itu adalah kakak yang paling bawel, rese, nyebelin, tapi yaa..Cukup membuat gw bahagia lah. Gw tuh seneng banget deh punya kakak kaya dia."

"Raihan memang pintar, pintar buanget dah. Sampai-sampai ngalahin kepintaran gw."

"Gausah boong lu elah. Lu lebih pintar 5% dari kak Raihan."

"Bisa aja lu."

"Udah-udah. Tar lagi aja teleponnya. Sayang pulsa."

"Sayang gw aja."

"Mau banget. Ew." Amoy tertawa

"Udah gapapa. Yang nelpon kan gw, jadi yang habis pulsanya ya gw. Ngapa lu repot dah?."

"Mau kerjain pr." Tut..tut..tut.. Alasan yang ngarang, sebenarnya Amoy sama sekali tidak ada pr. Ia hanya takut bertelponan dengan Angling lebih lama

A/n: I need 'Vomment' you all
Thanks yg udh terus V+C

Tinggalkan Jejak....

Just Friend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang