29🌷

107 19 9
                                    

Happy Reading

Suatu saat lo akan tahu, mana yang terbaik. Dan mana yang bukan
-Amoy

¤¤¤

"Dengerin aku dulu, Qil!!." Dheva tetap tidak bisa menyebut nama Amoy, karena ia terbiasa memanggil nama Qila

"Apaan lagi sih?!"

"Okee! Aku terima kamu gasuka sama sikap aku yang mungkin nakal, tapi kenapa kamu mutusin aku? Kamu aja bisa maafin orang yang pernah salah sama kamu, tapi kenapa aku engga?"

"Skakmat gw." Batin Amoy

"Bukan karena nakal doang, tapi gw emang mau putus sama lo. Please, gw gamau ada perdebatan. Kita udah putus! Dan hubungan kita sekarang cuma temen. Gw bisa jadi temen lo, gausah jadi pacar lo. Karena rasa sayang gw sama lo udah berubah, nihil. Dan rasa itu sama sekali gaada dihati gw."

"Cowo lain? Pasti ada cowo lain kan?."

"Dhev, coba tolong mengerti. Dalam setiap hubungan, pasti ada aja yang namanya perpisahan. Gw memang lagi suka sama cowo lain, dan itu sebelum lu. Lu pasti tau kalau gw lupa ingatan kan? Bahkan gw sampai lupa orang yang gw cinta. Tapi, dalam ingatan pertama gw, dia. Ya,cowo itu yang muncul pertama dalam ingatan gw!"

Dheva tersenyum getir, "okelah. Gw gaakan pernah rusak hubungan lo sama cowo itu, tapi yang pasti. Gw akan terus dan terus mencintai lo."

"Suatu saat lo akan tahu, mana yang terbaik. Dan mana yang bukan."

Amoy memegang bahu Dheva, "mungkin saat ini, bukan gw orang yang tepat berada di hati lo. Lo pasti akan dapetin orang yang lebih baik dari gw Dhev. Percaya deh."

"Tapi tetap. You first in my heart"

"Ck. Ayolah Dheva, kenapa kita ga berkawan baik aja? Gw lebih suka itu, daripada lo minta untuk balikan, jujur gw jijik. Dengan kita berteman, kita bisa lebih akrab kan?."

"Iya iya Qil. Terserah lo."

"Gw ke kelas dulu."

¤¤¤

"Slow. Gw siap kok jadi gantinya Dheva. Hahaha." Canda lukman di kantin pada Raihan

"Ga akan ikhlas gw kalau adik angkat gw pacaran sama lo." Raihan menatap sinis Lukman

"Woi, santai mamen." Tetap saja Raihan tidak menanggapi kata-kata Lukman

"Man. Amoy itu berhak menentukan pilihan yang dia mau. Dia udah gede, man. Dia tahu kok mana yang terbaik. Lagipula, lo gabisa larang dia karena lo-"

"..karena gw kakak angkatnya? Iya? Itu kan yang mau lu omongin?." Raihan berdiri dan menatap Lukman, "gw cuma gamau kehilangan adik gw. Udah itu aja. Dan lo? Gaakan pernah bisa rasain apa yang saat ini gw rasain, karena lo ga punya adik. Mau adik kandung atau adik angkat sekalipun."

"Han, gw tahu. Tapi lo ga boleh maksa mau adik lo lah. Dia bakalan membenci lo nanti."

"Kata-kata Lukman ada benarnya, buktinya kemarin aja waktu ngomong masalah Dheva, Amoy tutup telpon." Batin Raihan

"Gausah kebanyakan mikir, ayo ke kelas. Bentar lagi guru killer datang."

A/n: Tau nih Raihan kebanyakan mikir. Wkwkwk. Hii Comebackk👋👋
  Thanks buat kalian yg udah nambahin cerita ini ke perpustakaan kalian♥ n Sorry fr typo

Just Friend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang