Aku hanya berpayung ketulusan.
-Summer Rain-
Jinnie
Taehyung menyeringai serta memeluk tubuhku erat. Ia mungkin tengah merasa menang karena setelah pertengkaran hebat kami, aku justru menyambanginya di kantor. Ya, aku memberanikan diri mendatangi kantor Taehyung untuk bertemu langsung dengan pria ini.
"Aku tahu kau tidak akan meninggalkanku, sayang."
Kutepuk punggungnya keras. Dia terlalu percaya diri! Sejenak aku hanya dapat menikmati pelukan hangatnya ini, mungkin untuk terakhir kalinya. Menikmati aroma maskulin yang selalu ia tebarkan di seluruh tubuhnya, dengan ditambah sedikit aroma vanila. Aromanya tidak pernah berubah sejak dulu, sama seperti pertama kali kami saling mendekap tubuh.
Kutengok ke arah kemeja hitam yang kini ia pakai, ah, dia masih mau memakai kemeja yang kuberikan saat ulangtahunnya waktu itu. Padahal aku tahu jelas, dalam lemarinya berpuluh-puluh kemeja dengan semua warna tersedia, bahkan jauh lebih mahal dari yang kuberikan.
Kuusapkan wajahku pada lehernya, kenyamanan ini tak tergantikan. Rasanya ingin menirukan bagaimana Yeontan atau Taehyung biasa memanggilnya dengan Tannie, anjing peliharaan Taehyung yang suka bermanja-manja dengannya itu.
Yeontan adalah anjing peliharaan Taehyung yang sebenarnya dia berikan pada Taera. Namun sayang sekali, Taera justru 'kurang menyukai' Yeontan yang dianggap sebagai perebut kasih sayang dari sang Papa. Bahkan Taehyung juga menyebut dirinya sebagai Papa dari Yeontan atau Tannie, begitu biasanya ia memanggilnya.
Aku terkesiap, mataku terpejam rapat.
Hingga saatnya ia mendaratkan ciuman panas serta gemas pada bibirku. Ia seperti gemas sekali saat ini, entah hanya perasaanku saja atau memang benar.
Ia melepaskan pagutan kami setelah puas menjamah bibirku panas, menatapku dengan senyuman singanya.
"Tumben sekali tidak menolak ciumanku."
Aku menyeringai, menampik keras kedua telapak tangannya yang berada di pipiku. Kubuka tas yang mengalung indah pada tubuhku, meraih sesuatu dari dalam sana.
Mataku membulat sempurna ketika Taehyung dengan santainya menyobek kertas putih yang kusodorkan tadi.
"Tidak penting! Aku akan mengirimkan uang, lebih baik kau pergi berbelanja saja dari pada memikirkan hal seperti itu, sayang."
Pada awalnya aku memang ingin sekali memberikan kejutan surat panggilan pengadilan itu padanya, namun naas, sepertinya akulah yang mendapatkan kejutan kali ini. Tanggapannya begitu santai, seakan hal tersebut memang tidak penting. Bahkan kertas tersebut sudah robek, tercecer di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN (M) - [ Marriage Life |KTH]
FanfictionDia datang dan pergi layaknya hujan dimusim panas. Masa depan tak menentu layaknya datangnya hujan. Begitu juga dengan rasa cinta dan benci. Summer Rain, indah namun tak diharapkan. Begitulah yang tengah seorang Kwon Jinnie rasakan. Begitu banyak k...