Gadis kecil itu terus saja berlindung di balik punggung sang Papa. Menarik kemeja yang ayahnya gunakan, mengambil bagian kursi yang memang sempit menjadi lebih sempit. "Papa! Pulang! Hiks," rengeknya dengan memukul bar-bar punggung Taehyung.
"Sebentar ya sayang, masih ada laporan yang harus Papa cek."
"Tapi Tata mau pulang huhuhu, hiks," tangisnya dengan memukulkan dahinya pada punggung Taehyung.
Memukul membuat Taehyung mulai mengaduh.
"Tadi yang minta ikut Papa bekerja siapa hayo? Mengantuk?" Sahut Taehyung mengambil tubuh kecil itu ke dalam pangkuan.
"Pulang! Papa, ayo pulang! Hiks,"
"Iya sayang, sebentar ya. Atau mau diantar sama daddy saja? Iya?"
"Tata mau pulang gendong Papa! Hiks," rengek Taera lagi dengan memeluk leher sang ayah.
Memukul kembali bahu Taehyung.
Bug bug bug
"Aduh iya sebentar, nak."
"Sekalang! Sekalang! Hiks," tangis Taera pada akhirnya.
Taehyung menyerah, mengangkat tubuhnya dan tubuh anaknya untuk bangkit. Membereskan beberapa dokumen yang sempat berserakan, serta membereskan kertas yang sudah dipenuhi hasil karya anaknya.
"Iya ayo pulang sayang."
-Summer Rain-
Mata keduanya saling beradu, sebelum akhirnya Jinnie menyadari bahwa anaknya sudah terlelap dalam dekapan Taehyung. Wanita itu meraih tas kecil sang anak yang ada pada genggaman tangan kiri Taehyung, mengusap puncak kepala anaknya sesaat.
"Merengek terus karena kelelahan dan mengantuk," jelas Taehyung dengan senyuman mengembang.
Jinnie pun tak kalah, ia mengembangkan senyuman yang sama. Mendapati kehangatan yang dengan seiring waktu ia rasakan. Sempat mengumpati Taehyung karena menurunkan sifat tidak baik pada anaknya, yaitu suka merengek.
"Kau yang suka merengek," jelas Taehyung seakan tahu apa yang tengah wanita itu pikirkan.
Jinnie mencebik kesal.
Keduanya berjalan menuju kamar sang anak, meletakkan tubuh mungil tersebut secara hati-hati pada kasurnya.
Grep
"Besok jadwal cek kehamilan kan?"
Jinnie tertegun, mendengar sesuatu yang lain keluar dari mulut Taehyung. Tidak seperti biasanya, dia menjadi seseorang yang lebih peduli.
"Iya, lalu?"
Taehyung tersenyum, mempererat genggamannya pada lengan wanita di depannya.
"Aku antar," jelas Taehyung.
Wanita itu menggelengkan kepala, sebagai bukti atas penolakan halus yang ia berikan. "Tidak. Lebih baik kau membuat rencana lain, contohnya memotong rambut," sindir Jinnie.
Taehyung menyunggingkan senyum, mendapati hatinya yang berdebar kembali layaknya remaja yang pertama kali jatuh cinta. Jinnie memang tidak pernah luput memperhatikan dirinya, itulah hal yang tidak bisa disangkal.
Contoh kecilnya saja, mengenai rambut hitam pekat Taehyung yang mulai memanjang.
"Aku memaksa," sahut Taehyung membuat Jinnie memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN (M) - [ Marriage Life |KTH]
Fiksi PenggemarDia datang dan pergi layaknya hujan dimusim panas. Masa depan tak menentu layaknya datangnya hujan. Begitu juga dengan rasa cinta dan benci. Summer Rain, indah namun tak diharapkan. Begitulah yang tengah seorang Kwon Jinnie rasakan. Begitu banyak k...