Don't Leave Me
-Summer Rain-
Jinnie
Hanya memandang kosong pada cahaya hitam yang terhalang jendela. Malam ini hujan turun dengan deras disertai wangi rerumputan yang begitu khas akan negeri sakura.
Tidak tahu apa yang harus kulakukan, hingga akhirnya kugoreskan tinta pada selembar kertas. Lembaran itu pun penuh, hingga aku mengisi lembar-lembar lainnya. Begitupun berikutnya yang terjadi sampai tak terasa jika jemariku memerah, kehilangan kekuatannya.
Kutanamkan wajah pada meja kayu di sana, aku hanyalah wanita bodoh yang tengah memperjuangkan puing-puing cintanya untuk seseorang yang bahkan meragukan anaknya sendiri. Puing-puing itu pulalah yang menggoreskan luka begitu dalam pada diriku.
Dilema.
Perasaanku sulit bahkan kemungkinan kecil untuk terhapuskan, sedangkan keadaan memaksaku untuk menghapusnya. Aku tidak mengerti kenapa Taehyung begitu emosi dan memberikan keputusan begitu cepat.
Tapi, bukankah kebohongan itu memang aku yang memulai?
Jika bisa memilih, aku akan memilih pria lain untuk kuberikan segenap cintaku, sayangnya aku tidak punya pilihan. Terlalu lama aku menunggu, terlalu sakit untuk hanya sekedar menunggu sebuah restu.
Karena memang seharusnya sejak awal aku tak bersamanya, tidak bersama pria yang jelas-jelas tidak sepadan denganku.
Taehyung tidak akan pernah mengerti, karena yang dia pikirkan bukanlah aku. Bahkan tidak pernah, sejak dulu.
Bahkan tanpa kusadari semua coretan dalam berlembar-lembar buku ini hanyalah namanya, hanya satu nama. Seakan perasaan ini bahkan begitu meluap setelah perpisahan terjadi. Apa yang aku pikirkan sekarang? Aku begitu bodoh!
"Nienie," panggil seseorang dari arah kiri.
Mama datang dengan sebuah senyuman yang bahkan begitu cerah.
"Coba lihat Mama bawa siapa?" Lanjutnya.
Aku hanya mengerjap pelan seraya mencerna setiap perkataan yang tengah Mama katakan. Otakku seakan lumpuh oleh segala macam perkataan, hanya memasang mode kosong disaat-saat tertentu.
"Mama!"
Pekikan kecil itu berasal dari seseorang di balik pintu yang terbuka, kepala gadis kecilku dan si kelinci menyembul layaknya tengah bermain sebuah petak umpet.
Taera turun dari gendongan Jungkook dan berhambur memelukku yang tengah terduduk pada kursi putar. Hidungku seketika gatal, aku benar-benar ingin menangis tapi kutahan.
"Taera rindu Mama, hmm?" Tanyaku mengambil tubuhnya ke dalam pangkuan.
Dia mengangguk lucu sembari mengeluarkan airmata dengan deras. "T-Tata hiks mau sama Mama!" Pintanya sembari sesenggukan memeluk tubuhku.
Airmataku tertahan begitu dalam di dada. Sampai akhirnya mataku bertemu mata seseorang yang tengah menatapku sendu.
"Hei! Kemari!" Titahku di ikuti olehnya.
Tubuh Jungkook mendekat dan segera berhambur dalam pelukanku. "Kenapa kau kesini heoh?!" Omelku seraya menepuk punggungnya keras.
"Akh! Aku kan memang ingin bertemu dengan noona. Memang salah kalau aku ingin bertemu dengan kakakku sendiri?"
Justru kalimat dari Jungkook lah yang membuat airmataku tumpah begitu deras, membuatnya semakin erat mendekap tubuhku. Rasanya seperti tidak pantas jika aku disebut sebagai kakaknya. Aku tidak memberikan contoh yang baik, bahkan hanya merepotkan dirinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN (M) - [ Marriage Life |KTH]
FanfictionDia datang dan pergi layaknya hujan dimusim panas. Masa depan tak menentu layaknya datangnya hujan. Begitu juga dengan rasa cinta dan benci. Summer Rain, indah namun tak diharapkan. Begitulah yang tengah seorang Kwon Jinnie rasakan. Begitu banyak k...