28 bagian 2

4.1K 599 105
                                    

Suatu saat kau akan menemuiku yang tidak akan pernah lagi bersedia memilikimu.






























-Summer Rain-













"Ayah, apa kabar?"

"Maafkan Jinnie yang sudah lama tidak mengunjungi Ayah selama ini."

Begitulah sapaan Kwon Jinnie pada Ayah dari Kim Taehyung yang masih berbaring tak berdaya di salah satu kamar rumah sakit dengan beberapa alat bantunya.

"Yak! Kemari!" Titah Jinnie dengan suara tertahannya pada pria yang hanya berdiri di depan pintu.

Anehnya lagi, pria itulah yang mengajak Jinnie pergi menemui ayahnya.

"Kau saja," sahut Taehyung singkat dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"Yak! Kau ingin aku memenggal kepalamu eoh?! Cepat kemari!"

Dengan langkah malas, akhirnya Taehyung menyerah karena mendengar ocehan Jinnie yang tidak ada habisnya.

Tak

Jinnie meringis saat satu pukulan kecil mendarat pada dahinya.

"Ada anak kita di dalam perut, kau lupa?" Tegur Taehyung.

Jinnie mengedikkan bahu malas. "Biar saja. Biar dia tahu bahwa Papa nya memang breng-mmmmpph!"

Pada akhirnya tidak ada cara lain untuk menghentikan Jinnie kecuali menutup mulutnya dengan tangan besar Taehyung.

"Yak! Tanganmu bau!"

Taehyung tidak dapat menahan tawanya ketika melihat wajah memelas Jinnie kali ini. Sifat manjanya inilah salah satu alasan Taehyung selalu merindukan sosok wanita di depannya tersebut.

"Sudah sana bicara pada ayahmu!"

Seketika tawa pria itu luntur, digantikan dengan raut wajah serius. Kakinya melangkah mendekati seseorang yang terbaring lemah di sana. Mendekat pada ayahnya yang tengah koma selama kurang lebih dua tahun ini.

Ia menengadahkan kepala ke atas, menahan sesuatu yang mendorong untuk keluar melihat kondisi sang orang tua dengan beberapa alat bantu pernafasan sebagai penopang hidupnya.

"M-maaf," cicitnya lirih bahkan hampir tak terdengar oleh Jinnie.

"Aku bahkan tidak dengar, Kim," sela Jinnie.

Jinnie ikut terisak, melihat Taehyung yang ikut terisak dihadapan sang ayah.

"Maafkan Taehyung, Ayah. Maaf, hiks."

Jinnie tersenyum disela tangisnya. Pada akhirnyapun benteng pertahanan Taehyung runtuh. Wanita hamil itu ikut bahagia.

"Maafkan Taehyung yang selalu menyalahkan Ayah."

Jinnie meraih kepala Taehyung yang tergeletak di sisi ranjang sang Ayah, masih terisak menggenggam tangan dingin di sana.

"Ayah pasti sudah memaafkanmu," sahut Jinnie dengan tangan yang setia mengusap kepala Taehyung di dadanya.

"Maafkan aku Jinnie-a, maafkan aku," ucap Taehyung dengan wajah yang ia tenggelamkan dalam dada Jinnie.

Wanita itu hanya mengangguk lemah, hatinya remuk ketika melihat Taehyung menjadi selemah saat ini. Karena dia sangat tahu bagaimana teguhnya seorang Kim Taehyung menjaga sang kepala yang sekeras batu tersebut.

"Taehyung, Taehyung! Tangan Ayah bergerak!" Jeritan tertahan Jinnie memaksakan kepala Taehyung melihat pergerakan jari sang Ayah.

Taehyung dengan cepat bergerak menekan tombol untuk memanggil dokter, menarik tangan Jinnie untuk bergabung dengan jemarinya dan juga jemari sang Ayah.

"Ayah, Taehyung datang bersama Jinnie dan calon cucu baru Ayah. Ayah harus sembuh, kumohon."













-Summer Rain-

















"Aku kan sudah bilang ingin pulang saja, Kim Taehyung! Aku ingin tidur dan bertemu Ayah besok! Kau ini menyebalkan!"

Begitulah omelan Jinnie sepanjang kakinya berpijak pada pasir putih sebuah pantai. Taehyung membawanya pergi jauh ke sebuah pesisir pantai, hanya berdua dengan perut yang mulai membuncit.

"Kasihan baby, dia bisa masuk angin!" Cicit Jinnie sembari berjalan bertelanjang kaki, tak lupa mengusap perutnya yang membesar.

Taehyung yang melihat hal tersebut dari arah belakang hanya menyunggingkan senyuman merekah. Merasa bahagia sekaligus merasa bersalah yang teramat dalam, menghembuskan nafas dan menghirup begitu dalam angin laut.

"Dulu, kau pernah bilang bahwa kau ingin menikah di alam terbuka. Dan kau memilih pantai sebagai tempat impianmu."

Seketika wanita itu mematung, mengurungkan niatnya melangkahkan kaki mendengar suara berat tersebut.

Tak lama setelahnya, kini Jinnie telah merasakan kehangatan atas pelukan posesif seorang Kim Taehyung. Mengusapkan hidung mancungnya pada perpotongan leher sang wanita.

"Ayo menikah."

Kata itu sukses membuat Jinnie kembali terisak dalam dekapan erat Taehyung. Satu hari ini, emosi Jinnie benar-benar dibuat tidak stabil oleh lelaki yang tengah memeluknya ini.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tidak akan Jinnie!"

Keduanya kembali terlarut dalam tangis yang semakin pecah. Layaknya ombak yang berusaha memecah batu karang.

"Sebelum bertemu denganmu, aku sudah bahagia, Kim. Untuk kehilanganmu, itu tidak akan menjadi masalah bagiku. Begitupun bagimu. Dengan itu, kita akan merasa luas, kita akan merasa bebas. Kau mengerti?"

Taehyung menggeleng dalam perpotongan leher Jinnie, mengeratkan pelukannya pada Jinnie maupun pada anak dalam kandungan wanita itu.

"Apakah ada hal yang lebih menyakitkan daripada diceraikan saat sedang hamil?"

Jinnie kembali terisak, mengingat bagaimana perjuangannya saat Taehyung mencampakkannya.

"Aku sudah memaafkanmu, aku menyayangimu, dan aku tidak bisa menyangkal bahwa aku juga masih mencintaimu. Tapi-" jelasnya dengan nada terbata.

"Tapi aku memilih untuk tidak ingin memilikimu lagi."

"Maafkan aku," ucap wanita itu lagi sebelum akhirnya melepaskan pelukan Taehyung yang mulai melemah.

Pria itu menjatuhkan lututnya pada pasir putih yang mulai dingin dimakan ombak lautan. Taehyung menjerit, hanya penyesalan yang keluar dari mulutnya seiring langkah kaki seorang Kwon Jinnie yang menjauh menuju mobilnya.


Kini, pria itu hancur.








-Summer Rain-






TBC


Annyeong. Mianhae, update dikit2 banget 😭😭😭
Klo kondisi sudah memungkinkan, aku bakal update seperti biasa.

Aku rindu kalian 😘😘

Mianhae 🙏🙏

SUMMER RAIN (M) - [ Marriage Life |KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang