27/ bagian 1

4.6K 607 67
                                    



Karena memang banyak yang nggak sabar buat kelanjutan SR, aku update sedikit2 dulu.

Sabar ya teman-teman. Aku juga punya kehidupan real, banyak yang harus dipikirkan. Mohon pengertiannya 🙏

























Sepulang sekolah, aku menjemput Taera dengan berjalan kaki menuju sekolahnya. Anakku sudah menungguku bersama sang penjaga sekolah yang memang sudah diperintahkan Taehyung sedemikian rupa menjaga anak perempuannya tersebut.

Kami -aku dan Taera- tidak segera pulang, aku mengiming-imingi dia sebuah ice cream asal Taera mau duduk tenang sembari menemaniku bertemu dengan pelanggan online shop ku.

Sudah beberapa minggu semenjak aku kembali ke Korea, kuputuskan untuk berkecimpung di dunia penjualan secara online. Hasilnya lumayan, sembari menunggu anak dalam rahimku lahir dan aku akan kembali bekerja.

Dan kebetulan sekali, pelangganku kali ini ternyata temanku saat sekolah menengah pertama, namanya Han Hyejin. Aku dan Hyejin terlarut dalam obrolan reuni yang cukup lama, hingga putriku yang cantik terlelap begitu saja dalam dekapanku.

Hyejin sampai tertawa lepas karena Taera begitu lelap tertidur. Saat aku membangunkannya, ia tak kunjung bangun sampai akupun tertawa dan curiga kalau saja putriku ini pingsan.

Ternyata putriku hanya tidur nyenyak, dia merengek tidak terima saat aku membangunkannya. Aku sudah tidak bisa menggendongnya secara leluasa karena adiknya yang masih di perut.

Hingga akhirnya kugendong dia dipunggung sembari menunggu taxi. Hyejin sudah pulang terlebih dahulu karena harus segera menyusui anaknya.

Anakku masih meletakkan dagunya pada bahuku, masih dengan mata terlelap. Sepertinya aku terlalu lama mengobrol, dan tidak mengerti bagaimana lelahnya anakku sepulang sekolah. Apalagi putriku tidak bisa diam dimanapun dan kapanpun.

Ternyata anak Taehyung bisa lelah juga ya?

Putriku merengek dan terus merengek di dalam taxi, tidak terima saat aku meletakkannya di sebelahku. Aku tidak bisa memangkunya, bisa-bisa adiknya keluar sekarang juga karena berat badan Taera sudah mulai naik.

Taera menangis, merengek seperti bayi selama dalam perjalanan pulang.

Hingga setelah sekitar dua puluh menit, taxi yang kami tumpangi sampai di depan rumah.

Taera masih merengek dan menangis, memukul dadaku terus-menerus sembari aku berusaha untuk menggendongnya walaupun dengan susah payah.

Pandanganku beralih pada tangan dengan jari-jari lentik yang meraih tubuh Taera, membuat putri kecilku berhenti menangis dan mengalungkan kedua lengannya pada lehernya.

"Anak Papa kenapa menangis?" Tanyanya dengan husky voice yang membuat Taera seketika memejamkan matanya kembali.

"Dia hanya mengantuk dan lelah," sahutku tanpa melihat ke arahnya.

Meraih kunci rumah yang ada dalam tas selempang yang kupakai dengan perasaan gelisah, memutar kenop pintu ragu.

Taehyung membawa tubuh putri kecil kami masuk ke dalam rumah, meletakkannya pada kasur. Namun Taera tahu dan menolak di letakkan di atas kasur, bersikukuh ingin digendong oleh Papanya. Mungkin dia rindu.

Aku terkekeh pelan melihat bagaimana Taera bergelayut seperti anak monyet di ranting pohon.

"Maafkan Papa ya sayang. Maafkan Papa yang sibuk dengan urusan Papa sendiri."

SUMMER RAIN (M) - [ Marriage Life |KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang