Part 23

1.3K 123 3
                                    

Yeri pov.

"Aku baik-baik saja, selama kau tetap berada di sampingku."

Jungkook menatapku dengan sangat khawatir, ia terus melihat kakiku untuk mengetahui kondisinya. "Kenapa tiba-tiba kakimu semakin parah? Padahal sudah di obati dan harusnya membaik."

Aku bungkam. Jika aku mengatakan semua ini perbuatan Jieun sunbae, Jungkook pasti akan sangat marah padanya dan Jieun sunbae akan semakin membenciku.

Kami berdua sampai di klinik terdekat, ia bergegas menggendongku ala brydal style dan masuk ke dalam serta membaringkan tubuhku di atas ranjang.

Tak lama seorang dokter datang memeriksa lukaku, ia langsung memberikan pengobatan yang cukup membuat rasa sakit dikakiku berkurang sementara Jungkook kini berada di sampingku dengan terus menunjukan kekhawatiran.

"Saya akan memberikan resep obatnya." ujar dokter itu beranjak keluar dari ruangan menyisakanku berdua dengan Jungkook.

"Aku akan menebus obatmu dulu." pamitnya lalu mengikuti langkah dokter itu untuk mengambil resep obatnya.

Tak butuh waktu lama, Jungkook kembali dengan membawa obat yang kuperlukan.

"Kita tak usah kembali ke tempat kemah, kita pulang ke rumah saja." ujarnya lalu hendak kembali menggendongku.

Aku segera menahannya, dia pasti lelah dari tadi terus saja menggendongku. "Sepertinya aku sudah bisa berjalan."

"Baiklah, aku akan membantumu untuk berjalan." Jungkook memeluk pinggangku untuk mulai berjalan sedikit demi sedikit meski harus tertatih.

Dia dengan telatennya membantuku untuk melangkah, aku senang dia selalu berada di sampingku meski semua orang berusaha untuk memisahkan kami berdua.

Jungkook mendudukanku dibangku halte, ia lalu mencari-cari taksi yang tak kunjung berhenti.

"Kita naik bus saja." saranku yang akhirnya ia setujui, kami berduapun menaiki bus untuk ke rumahku.

Ini adalah pertama kalinya ia datang ke rumah setelah kehilangan ingatannya, mungkin dirumah appa dan Suho oppa akan sangat terkejut melihat kedatangannya.

Disepanjang perjalanan, ia terus saja menggenggam tanganku seolah tak mau aku menjauh darinya dan dengan senang hati aku membalas genggaman tangannya itu.

Aku menyandarkan kepalaku di bahu lebarnya sembari menikmati pemandangan dari luar jendela. "Terima kasih karena kau selalu ada untukku."

"Itu karena kau adalah seseorang yang berharga bagiku." timpalnya membuatku sedikit mendongkak menatap wajahnya yang kini di hiasi oleh senyuman manisnya.

Aku benar-benar berterima kasih pada tuhan karena telah mengembalikan namja ini padaku meski tak sepenuhnya ia milikku tapi dengan dia selalu berada disampingku itu sudah cukup.

Kami berdua akhirnya turun di halte terdekat dengan rumahku, ia memapahku menuju ke pintu gerbang.

"Nona Yerim, apa yang terjadi pada nona?" tanya satpam rumah setelah membukakan pintu gerbang lalu mengikuti langkah kami berdua hingga ke depan pintu utama.

Tak lama pintu terbuka dan menampilkan eomma yang terkejut melihatku pulang dalam keadaan kaki sakit seperti ini.

"Sayang, apa yang terjadi padamu nak?"

Yeri pov end.

Author pov.

"Sayang, apa yang terjadi padamu nak?" tanya nyonya Kim menghampiri Yeri lalu membawanya masuk.

Only Tears (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang