"Deka bangun." Teriak nona tepat di samping telina deka.
Byurrrrr...
"Banjir, banjir..." teriak deka gelegapan. Namun aksinya itu segera ia hentikan tatkala mendapati nona sedang memasang tampang cemberut. "Astaga loe non. Ga bisa apa loe sehari aja ga ganggu hidup gue?"
"Loe udah dapet telpon?" Tanya nona serius.
"Udah, gue suruh bayar tagihan wifi." Deka juga menjawabnya dengan serius.
"Njir, bukan tagihan utang loe. Telpon dari perusahaan."
"Oh, belum." Jawab deka singkat sebelum kembali merebahkan dirinya di atas kasur.
"Ko gue belum ya dek?"
"Nona bolot, kan gue bilang gue juga belum dapet telpon." Jawab deka gemas.
"Kalau loe mah udah bisa terbelakang, nah gue."
"Oncom." Umpat deka.
"Mandi gih gue tunggu di bawah, gue mau ngomong penting sama loe." Wajah nona berubah serius, kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari deka.
"Biasanya loe ngomong langsung." Ucap deka saat nona sudah berada di ambang pintu kamarnya.
"Don't banyak cingcong." Nona baru saja mengeluarkan kemampuan tiga bahasanya. English, indonesia dan mandarin.
🛵🛵🛵
"Dek..." panggil nona saat deka baru saja menuruni anak tangga.
"Hah?"
"Dek loe ada di tv tuh, kok syuting ga bilang-bilang loe." Nona menunjuk objek yang baru saja dilihatnya.
"Monyet." Umpat deka. Entahlah itu umpatan atau penjelasan, tapi yang deka lihat di tv memanglah seekor monyet. "Ga bisa ya loe sehari aja buat ga hina orang?"
"Nggak, loe kan tau itu satu-satunya cara yang bisa bikin gue awet muda." Jawaban ngawur dari nona ditanggapi dengan malas oleh deka.
"Katanya mau ngomong penting. Apaan?" Tanya deka saat sudah mendaratkan bokongnya di samping nona.
Tak ada jawaban apapun dari nona, ia justru asik memutar berbagai saluran tv. Merasa tidak dihargai, deka merebut remot tersebut dari tangan nona.
"Sinihin." Perintah nona.
"Nggak."
Deka berdiri memunggungi nona yang masih berusaha merebut remot itu dari tangan deka. Usaha nona sia-sia karena deka jelas lebih tinggi dari nona, ditambah deka mengangkatnya tinggi-tinggi. Tidak kehabisan akal, nona naik ke sofa sebelum ia mendarat di punggung deka.
Gemas karena usahanya tidak membuahkan hasil apapun, nona menjambak rambut deka hingga berteriak kesakitan. Tak kalah kejam dari nona, deka memutar tubuhnya dengan kecepatan tinggi. Hal itu membuat nona merasa pusing hingga memeluk bagian leher deka dengan erat. Tidak sampai di situ saja, deka duduk di sofa dan membiarkan nona ditindih tubuhnya dari belakang.
"Dekaaaaaa, ampun." Nona berteriak meminta ampun tatkala pergerakan tubuhnya sudah terkunci sepenuhnya.
Mendengar teriakan nona membuat deka merasa menang. Deka pun melepaskan nona dengan sukarela. Bukannya berhenti untuk menyulut pertengkaran, nona justru menambahnya dengan menggelitik pinggang deka.
Deka seorang pria, tentu saja kekuatannya jauh di atas nona. Dengan mudah ia kembali menindih nona, kali ini mereka saling berhadapan dengan mengunci tangan nona di belakang tubuhnya.
Nona meronta sekuat tenaga, namun usahanya sia-sia semata. Melihat deka yang terus memandagnya intens, nona tersenyum meremehkan. Di detik berikutnya, nona mendaratkan keningnya pada kening deka. Hal itu sontak membuat deka memundurkan kepalananya menjauh, namun tertahan tangan nona yang terus membuat dahinya menempel erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Vs Deka ✔
RomanceBagaimana jika seorang sahabat yang sudah bersama sejak lahir, tiba-tiba mengajakmu pacaran? TK, SD, SMP, SMA mereka selalu berada di tempat yang sama dan mungkin itu pula yang membuat mereka saling jatuh cinta. Yaaaa, setidaknya salah satu dari mer...