"Deka mampir dulu." Kalimat tersebut bukan tergolong tawaran, tetapi ajakan yang cenderung memaksa. Pasalnya shelly juga menggeret lengan deka untuk masuk ke dalam rumahnya.
Otak deka sudah tidak singkron jika harus di ajak berpikir hal lain selain nona. Tujuannya sejak tadi hanya satu, segera menemui nona untuk menjelaskan segalanya. Setiap detiknya, rasa takut kehilangan itu semakin lama semakin besar.
Bukan tidak mungkin nona merasa bosan dengannya dan memilih untuk bersama demi. Iya, demi, pria itu selalu hadir di saat-saat yang tidak tepat. Demi hampir selalu ada di tengah pertengkarannya dengan nona. Sungguh deka tidak ingin jika nona merasa kalau demi bisa menggantikan deka, menggantikan seseorang yang dulu selalu ada untuk nona.
"Ga usah shell, gue ada janji sama nona." Tolak deka secara halus.
"Bentar aja dek."
Deka sudah menarik dirinya mendekat ke arah shiro. Dalam hitungan detik, ia sudah memakai helm dan bersiap untuk pergi.
"Gue pulang shell." Pamit deka tanpa mendengarkan rengekan shelly.
Ditengah perjalanan menuju rumah, deka mengeluarkan ponselnya dengan sedikit tergesa.
Deka
Dimana loe? Kita jadi makan malem ya.Nona
Sory gue ga bisa, gue lagi di rumah pak demi.Pesan balasan dari nona membuat demi meradang. Ia tidak ingin ketakutannya menjadi nyata, akan menjadi momok yang menakutkan jika sampai nona memilih demi untuk menggantikan posisinya selama 20 tahun tersebut.
Deka
Ngapain loe? Pulang!!Nona
Iya bentar lagi gue pulang.Deka
Sekarang!!Nona
Jangan berani loe ngatur gue, atur aja pacar loe.Teriakan frustasi yang keluar dari mulut deka membuatnya menjadi pusat perhatian orang yang lewat. Ia memukul speedometer shiro beberapa kali hingga menyebabkan bagian kacanya tergores cukup dalam. Jika dalam keadaan normal, tentu saja deka yang akan mengamuk jika menemukan goresan sekecil apapun pada vespa kesayangannya itu. Tapi ini berbeda, ia butuh pelampiasan untuk menyalurkan amarahnya.
Deka tau, nona jauh lebih marah dari sebelumnya.
🛵🛵🛵
"Deka?" Tanya demi saat mereka baru saja keluar dari lift
"Hmmm."
"Dia mohon sama kamu agar tidak marah? Atau bilang semuanya cuma salah paham?" Tebak demi lagi.
Mood nona sudah cukup buruk hari ini, ia tidak ingin mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk demi. Nona memang terbantu ketika demi datang dan menyelamatkannya dari kedua sejoli tadi, namun ia rasa itu tidak cukup untuk mengorek perasaannya yang sudah jelas dalam mode senggol bacok.
"Tolong jangan bahas itu dulu pak." Minta nona dengan lemah.
"Baiklah. Damila bilang ia sudah di loby apartemen." Demi berusaha mengalihkan perhatian nona dari pembahasan mereka sebelumnya.
"Makasih pak."
"Sama-sama. Kalau gitu silahkan duduk, saya akan buatkan minuman untuk kamu."
Tak lama setelah demi meninggalkan nona di ruang tamu, suara pintu yang terbuka membuat nona mengalihkan pandangannya.
"Hai non." Teriak damila antusias.
"Haha.. dasar fans, seneng banget ya loe ketemu idola?" Komentar nona menanggapi sapaan damila.
"Haha.. loe tau rasanya pengen nelen orang?" Damila mendekat ke arah nona dan melemparkan tasnya ke arah nona. Bukan hanya tas, ia juga melemparkan tubuhnya untuk menindih sebagian tubuh nona yang sedang duduk manis di atas sofa.
"Loe punya mata kan? Itu sofa masih cukup buat loe tiduran, ngapain loe dudukin gue?" Kesal nona sambil berupaya menggulingkan tubuh damila. "Mana keringetan lagi." Keluh nona saat tanpa sengaja tangannya menyentuh bagian belakang leher damila yang penuh keringet.
"Gue abis ngegym. Loe liat nih ketek gue, lebih basah." Damila menunjukan ketiaknya dan menyentuhnya tanpa ragu.
Jika orang lain melihat damila adalah sosok yang anggun, tidak bagi nona. Damila adalah sosok yang tidak jauh berbeda dari deka, sosok yang santai jika di jahili, mengamuk saat dibutuhkan sebagai hiburan, rasa peduli yang berlebihan. Alasan nona menyukai damila adalah karena ia mirip dengan deka versi wanita.
Deka, entahlah. Nona tidak ingin terus-terusan terbawa emosi yang akan menjauhkannya dari deka. Tapi bagaimana tidak emosi kalau baru sehari saja melihat deka dan shelly jadian, nona sudah disuguhkan pemandangan yang membuat matanya sakit.
"Rasa jijik yang hakiki."
"Haha.. anggap aja karma buat loe. Emangg gue gak tau kalau loe manusia super jail di kantor." Ucap damila diiringi kegiatan membuka botol minuman yang akan ditengguknya.
"Karma bapakmu."
"Gimana, udah ada kabar belum?" Tanya damila sesaat setelah menandaskan minumannya yang hanya tinggal sedikit itu.
"Gue disuruh kesana besok."
"Gue temenin." Teriak damila antusias.
"Pembantu mah emang harus setia sama majikan." Celetuk nona tanpa menyadari kalau posisinya terbalik. Nonalah yang yang pegawai ayah damila.
"Udah loe jangan ngelawak mulu, ga bakalan ada yang gaji. Mendingan loe temenin gue ke club." Ajak damila menarik tangan nona agar mengikutinya berdiri.
"WHAT? No." Tolak nona keras. Ia paling antipati untuk datang ke club. Ayolah, satu orang mesum saja sudah siksaan batin bagi nona. Apa lagi jika satu club berisi manusia seperti itu semua.
"Udah ayo."
🛵🛵🛵
"Jadi yang loe maksud club itu ini?" Tanya nona tak percaya. Itu berbeda dari ekspektasinya. "Club memasak?"
"Iya, emang menurut loe apa?" Tanya balik damila. Ia sedang fokus memilah bahan yang akan digunakannya untuk memasak.
"Ngapain gue loe ajak ikutan club memasak segala?" Protes nona. Sungguh ia paling tidak suka memasak selain mie instan.
"Jangan salah, nanti loe pasti akan berterimakasih sama gue. Di pekerjaan baru loe nanti, loe akan sangat membutuhkan skil memasak." Ucap damila bangga. Dia bahkan belum tau apa yang terjadi kedepan, namun sudah bisa menyimpulkan segalanya.
"Tapi kenapa harus jam segini? Ini hampir tengah malam, damila."
"Namanya juga club malam, pasti acaranya malam lah. Lagian yang ikut club ini itu orang sibuk semua, siang hari mereka ga akan ada waktu."
Chef yang menjadi tutor malam ini sudah memulai instruksinya.
"Emang loe sibuk apaan? Kerjaan loe leha-leha doang."
"Ihh.. nona. Mau mulut loe gue rebus ama nih cumi? Loe jangan bawel, cukup ikiti instruksinya aja." Ucap damila menunjuk ke arah chef di depan mereka.
Chef yang menjadi tutor mereka malam ini bernama chef bejo. Jika harus di deskripsikan bentuk tubuhnya adalah kecil, pendek, hitam dan berambut panjang.
"Loe yakin mau belajar masak ama orang itu?" Tanya nona khawatir.
"Kenapa emangnya?"
"Itu orang apa jenglot?"
"Siapa yang kamu maksud jenglot?" Tanya pria itu tidak suka.
🛵🛵🛵
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Vs Deka ✔
عاطفيةBagaimana jika seorang sahabat yang sudah bersama sejak lahir, tiba-tiba mengajakmu pacaran? TK, SD, SMP, SMA mereka selalu berada di tempat yang sama dan mungkin itu pula yang membuat mereka saling jatuh cinta. Yaaaa, setidaknya salah satu dari mer...