Dua Puluh Empat - Memenuhi

343 17 0
                                    

Sinar matahari yang begitu terik mulai masuk dari celah gorden yang jendelanya tidak sempat nona tutup semalam. Rasa hangatnya bahkan membuat nona harus mengusap lengannya yang sudah lebih dulu tersengat sinar matahari. Hal itu benar-benar mengganggu nona karena ia belum menyelesaikan tidurnya.

Dengan langkah gontai, nona berjalan mendekat ke arah jendela. Ia tidak menutup jendelanya, hanya menutup gorden untuk menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Tidak, itu bukan kamarnya. Nona merasanya nyawanya berlomba-lomba mendesak untuk masuk ketubuhnya. Itu semua karena ia begitu terkejut melihat deka bertelanjang dada di tempat tidurnya. Bukan, tempat tidur hotel. Hotel? Hotel? Hotel?

Benar, ia tidak biasanya bangun siang. Nona kembali mengingat apa yang terjadi antara dia dengan deka semalam. Nona ingat dia harus begadang untuk melayani kebutuhan biologis deka.

#flashback on

"Bilang lagi dong, ntar gue cium bibir loe." Nona menjanjikan sesuatu yang begitu menggiurkan bagi deka. Sesuatu yang mulai menjadi candu di detik pertama ia merasakannya. Deka tau nona memanfaatkannya untuk memberi peringatan pada fansnya, maka itu deka tidak akan menyianyiakan hal tersebut. Ia akan mengancam nona untuk meminta lebih dari yang dijanjikan nona padanya.

"I love you, nona kinandra valentine." Ucap deka sengaja memonyongkan bibirnya.

Melihat reaksi nona yang terlihat kikuk membuat deka tersenyum penuh kemenangan. Ia tau nona tidak akan menolak apapun permintaannya selama itu berhubungan dengan gengsi selangitnya.

"I love you too, deka ravendra valentino." Ucap nona memaksakan senyumnya agar terlihat begitu meyakinkan di depan fans cabe deka.

Siaran langsung telah berakhir. Deka menatap nona dengan senyum seringainya, membuat nona salah tingkah dibuatnya.

"Apa loe liat-liat? Emang gue pisang?" Nona begitu berusaha keras agar terlihat normal dengan tatapan deka.

"Loe emang bukan pisang, tapi mangsa empuk buat gue malam ini." Deka mendekatkan wajahnya pada nona hingga kening mereka bersentuhan. "Gue gak mau cuma dapet ciuman doang, gue butuh lebih. Loe harus penuhin kebutuhan biologis gue." Tambah deka yang merambat ke samping terlinga nona.

"Sarap loe." Maki nona sambil mendorong dada deka hingga terjungkal ke belakang. Tenaga kuproy tidak bisa berbohong.

Deka bangkit dari posisi tidurnya untuk membalas perbuatan nona. Sungguh dia tidak seharusnya ia diperlakukan semena-mena oleh nona seperti tadi siang. Deka menatap tajam ke manik mata nona sebelum mendorong kedua bahu nona hingga jatuh dalam posisi berbaring. Tubuh deka merayap hingga berada di atas nona.

"Loe kan udah manfaatin gue tadi, jadi sebagai imbalannya loe harus nurutin semua yang gue mau. Kalau loe gak mau, gue tinggal bilang fans gue kalau yang kita lakuin tadi cuma sekedar akting. Loe bakalan malu, terus jadi bulan-bulanan alumni satu sekolah kita, belum termasuk fans fanatik gue." Ancam deka.

Nona belum pernah kalah sebelumnya, tapi kinia ia sama sekali tidak berdaya dengan ancaman deka.

"Terus mau loe apa?"

"Tadi kan gue udah bilang. Kebutuhan biologis gue harus loe penuhin." Ucap deka sensual. Ia merubah posisinya menjadi berbaring di samping nona. "Gue mau loe beliin kebutuhan biologis gue. Yang paling penting makanan, cepet sana cari. Gue laper."

Permintaan deka membuat mata nona terbelalak. Ia menatap deka yang menutup mata dengan bibir yang mengembang sempurna. Nona paham kalau deka sedang memanfaatkan kelemahannya untuk membalas dendam.

"Tunggu apa lagi, udah sana cari." Deka mendorong tubuh nona hingga tubuhnya hampir merosot dari tempat tidur.

"Ngelunjak banget loe kacung." Maki nona sambil beringsut kembali ke tengah tempat tidur.

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang