Enam Belas - Cemburu Deka

260 23 0
                                    

"Deka mana tan? Di kamar ga ada." Tanya nona saat mendapati deka tidak berada di manapun di rumah itu.

"Belum pulang, pergi sama shelly klau ga salah." Jawab arin singkat.

"Oh."

"Emang ga bilang?" Tanya arin memastikan, karena ini pertama kalinya arin mendapati deka pergi tanpa nona.

"Udah, lupa aku tan." Dusta nona. Ia tidak ingin arin berpikir macam-macam tentang yang terjadi dengan mereka saat ini.

"Nih buat tante." Nona menyerahkan amplop coklat berisi seperempat gajinya. Tadinya ia ingin membelikan hadiah bersama deka, tapi saat deka meninggalkan nona di parkiran tadi, nona memutuskan untuk memberi uang saja. Ia pikir itu juga bisa di pergunakan arin untuk keperluan lain dari pada sekedar hadiah yang fungsinya cuma satu.

"Kasih mamah kamu aja." Tolak arin menyodeorkan amplop itu kembali ke nona.

"Tante kan mamah aku juga."

"Tapi lebih baik..."

"Kalau tante nolak nona sedih lho. Lagian mamah udah nona kasih. Nona juga udah banyak repotin tante. Sekarang nona udah bisa cari uang sendiri, jadi apa salahnya kalau sekarang nona berbagi sama mamah nona sendiri."

Arin tersenyum mendengar begitu tulusnya ungkapan nona. Ia merasa tersanjung nona menganggapnya seperti ibunya. Begitupun dengan arin, ia sudah menganggap noba seperti anak perempuannya sendiri. Nona begitu lucu, jujur dan mandiri. Meskipun sering membuat kehebohan, arin tau nona begitu lugu dan manis.

"Oke, makasih nona." Ucap arin memeluk nona.

🛵🛵🛵

Pletakkkk...

"Apa sih los childish banget." Kesal deka saat nona melempar kerikil ke kepalanya.

"Childish? Loe pulang telat." Sindir nona.

"Terus?"

"Loe ga tepat janji."

"Emang gue janji apa sama loe?" Tanya deka heran. Ia merasa tidak pernah membuat janji apapun dengan nona.

"Loe bilang ga akan pulang lama. Ini udah jam sembilan." Rajuk nona. Ia meradang saat tau deka meninggalkannya sendiri di parkiran kantor demi pergi bersama shelly.

"Loe kenapa sih cemburu?" Tebak deka. Ia berharap nona berkata iya. Deka tau nona cemburu, karena itu yang dia lihat di mata nona. Namun apalah arti sebuah praduga tanpa sebuah konfirmasi.

"Najis."

"Apa susahnya sih ngakuin kalau loe emang cemburu." Bentak deka emosi.

"Gue ga cemburu, gue cuma ga suka orang yg ga tepat janji." Teriak nona tepat di depan wajah deka seolah menantangnya. Nona pergi tanpa perdebatan apapun.

🛵🛵🛵

"Ayo naik." Ajak deka saat melihat nona berjalan ke arah depan komplek.

"Gue sendiri." Tolak nona.

Masih segar dalam ingatan nona tentang kejadian kemarin. Deka meninggalkannya sendirian hanya untuk pergi bersama shelly, di hari gajian pertama mereka. Belum lagi insiden bentakan maut deka di depan rumahnya kemarin.

"Mau naik apa loe? Jadi loe ngambek?" Tanya deka memastikan sesuatu yang sudah pasti.

"Nona." Panggilan dari arah belakang membuat nona dan deka sama-sama mengalihkan pandangannya.

"Gue sama pak demi."

Nona sendiri tidak mengerti mengapa demi bisa berada di komplek perumahannya sepagi ini. Tapi nona tidak peduli, ini kesempatan baginya untuk membalas perbuatan deka padanya kemarin.

🛵🛵🛵

"Buat kamu." Demi menyerahkan paper bag berisi make up merk ternama.

"Buat gue?" Ucap nona terkejut saat melihat isinya.

"Iya, kamu suka?"

"Suka, meskipun ga ngerti cara pakenya." Ungkap nona jujur.

"Kalau kamu mau, kamu bisa belajar sama damila." Demi memberi saran yang akan menguntungkannya.

"Boleh?"

"Ya boleh lah, aku juga sekalian minta tolong sama kamu buat temenin dia selama libur di indo." Pinta demi sungguh-sungguh.

"Tapi pak bos?"

"Bisa diatur."

"Haha.. kaya iklan rokok. Gue suka adek loe. Gue kaya liat cerminan diri gue.. haha ngarep yes." Canda nona saat akan membuka pintu mobil demi.

"Kalau sama aku?" Tanya demi menahan lengan nona.

"Gue juga suka loe, loe baik. Loe bahkan ngambil resiko buat jadiin gue sekertaris bokap loe. Gila, padahal gue sama dia udah kaya kucing sama anjing." Seru nona antusias. Ia tidak mengerti maksud pertanyaan demi menjurus ke arah lain.

"Bokap suka sama kamu kok."

"Ngibul yang masuk akal dong loe. Pak rahardjo suka sama gue? Mimpi apa gue bisa di sukain bapak-bapak tuwir." Nona menanggapinya dengan candaan.

"Beneran, dia bilang kaya beranter sama damila. Kerasa ada hiburan di kantor."

"Tapi kenapa bos selalu bikin gue susah?" Tanya nona mulai serius.

"Karena dia suka ngerjain kamu."

"Kalau dia nganggep gue kaya damila, boleh dong gue minta mobil baru?"

"Mau berapa?" Tanya demi mengacak rambut nona.

Kemesraan nona dan demi tidak sengaja tertangkap mata deka.

🛵🛵🛵

TBC...

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang