Sembilan Belas - Seruan Damai

259 24 0
                                    

"Mamah kebiasaan banget, tau aku kerja kalau pagi ga pernah masak" gerutu deka saat tak melihat selembar roti, bahkan sebutir nasi pun di atas meja makannya.

"Itu ada mie di lemari dapur." Tunjuk arin tanpa mengalihkan pandangannya pada jemuran pakaiannya.

"Ya masa setiap hari deka di kasih makan mie? Mamah yang bener aja." Deka semakin kesal dengan jawaban remeh yang diberikan mamahnya.

"Kerumah nona aja. Biasanya juga ngungsi ke sana kan?"

"Males."

"Kamu marahan sama nona?" Tebak arin tepat sasaran.

"Iya." Deka tidak berniat apapun dari mamahnya. Ia yakin mamahnya sangat peka terhadap hubungan mereka. Terlebih sudah seminggu lebih nona tidak mengobrak-abrik rumah dan dapur deka untuk mencari mie instan kesukaannya.

"Kenapa?"

"Tau ah." Deka enggan menjawab introgasi mamahnya tersebut.

"Kamu kalau di tanya orang tua, ngejawabnya mau-mau nggak-nggak. Kamu itu kan cowok, gentle dong. Kalau kamu salah ya minta maaf jangan gengsi." Nasehat arin sepenuhnya benar dan seluruhnya deka pahami. Namun bagaimana ia bisa minta maaf kalau nona saja tidak pernah ingin berbicara dengannya.

"Deka ga salah mah, nonanya aja yg kekanakan." Lagi-lagi mulut dan hatinya mengatakan hal yang bertentangan.

"Kalau kamu cowok seharusnya kamu mengalah." Dan kali ini mamahnya benar lagi.

"Tau ah." Deka merasa terpojok dengan ucapan mamahnya.

"Mamah sebel, jadi ga ada yg bikin rusuh rumah lagi kan kalau nona gak ada. Kamu terlalu diem, ga bisa di ajak seru-seruan. Kaku kaya balok. Kamu ga punya temen lain selain nona. Pagi-pagi jadi ga ada yg bangunin kamu. mamah kangen. Pokonya kamu harus baikan sama nona. Kalau nggak..."

"Deka berangkat." Deka tidak ingin mendengarkan ocehan mamahnya lebih lama lagi. Itu hanya akan semakin membuat deka merindukan sahabat ajaibnya itu.

Deka sendiri merasa dirinya harus berhasil membuat nona memaafkannya. Ia tidak ingin masalah ini berlarut-larut dan berakhir dengan jarak mereka yang semakin jauh.

Ini bukan pertama kalinya deka merasa menyesal telah mencetuskan ide taruhan gila itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang bisa dilakukannya selain berusaha dan menunggu apa yang akan terjadi pada mereka nantinya.

🛵🛵🛵

"Udah seminggu mamah ga liat deka."

"Tau, ke laut kali." Jawab nona asal.

Sungguh, nona sangat merindukan deka. Namun saat melihat deka hampir selalu bersama shelly sukses membuatnya kembali naik darah. Itu juga yang membuat nona enggan berbicara, bahkan sepatah katapun dengan deka. Deka selalu datang di saat yang tidak tepat, di saat nona sudah melihat kebersamaannya dengan shelly.

"Kamu lagi marahan?" Tanya ina memastikan apa yang ada di dalam pikirannya adalah benar.

"Nggak." Dusta nona. Ia tidak ingin mamahnya terlalu ikut campur antara hubungannya dengan deka. Nona juga tidak ingin mamahnya ceramah panjang lebar dan memojokan nona. Ujung-ujungnya mamahnya pasti membela deka, padahal mamahnya tidak pernah tau masalah apa yang sedang mereka hadapi.

"Terus?"

"Dia lagi sibuk sama pacar barunya." Ucap nona malas membahas alasannya menjauh dari deka.

"Deka punya pacar?" Tanya ina super terkejut.

"Iya, tante girang." Jawab nona ketus. Membuat sang mamah menyipitkan mata tanda curiga.

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang