Enam - Lidah Sang Dewi

410 27 0
                                    

"Loe pake boxer dari gue ga?" Tanya nona sambil meraba bokong deka.

"Buset, loe ngapain sih?" Deka menyingkirkan tangan nona karena merasa risih pada sentuhan tangan nona.

"Gue lagi meriksa, loe pake boxer dari gue apa nggak."

Nona memang menghadiahkan deka setengah lusin boxer berkarakter super hero kesukaan nona. Entahlah, ia memang tidak akan melihat langsung seperti apa jika deka mengenakannya. Hanya saja, nona akan merasa senang jika memikirkan deka memakai benda pemberiannya, terlebih benda itu terdapat sesuatu yang diaukai nona.

"Helm dari gue aja gak loe pake."

"Gue mau pake kalau loe udah buang tuh si shiro." Garpu di tangan nona dengan ke arah shiro yang sudah anteng terparkir di depan rumahnya.

"Never." Jawab deka yang kini sudah duduk di samping nona.

"Loe mandi?" Nona curiga kalau deka belum mandi. Pasalnya nona melihat rambut deka yang masih kaku, kering dan sedikut berantakan.

"Nggak." Jawab deka singkat. Ia masih sibuk mencari sesuatu di deretan roti dan selainya.

"Udah gue duga."

"Emang loe mandi?" Deka sarkatis. Karena jika dibandingkan dengan deka, nona lah yang paling jarang mandi.

"Nggak. Gue males mandi, dingin." Nona menyuapkan seiris sandwitch kedalam mulutnya.

"Selai strawberry dimana ya? Loe liat ga?" Dua hari yang lalu deka masih melihatnya di meja makan dan isinya masoh ada setengahnya.

"Ada tuh di rak."

"Rak mana?" Deka bangkit untuk mendekat ke arah dapur.

"Rak indomaret." Nona menunjukan deretan gigi putihnya kepada deka.

"Kampret." Umpat deka.

"Mamah kamu nggak masak lagi?" Tanya ina yang baru saja kembali dari mini market. Ina memang lebih sering pergi ke mini market di pagi hari, sekalian bareng papah nona yang berangkat kerja.

"Nggak tante, males katanya."

"Yaudah kesini aja, makan yang banyak dek. Tuh selai strawberry kesukaan kamu." Ina mengeluarkan selai itu dari kantung belanjaannya.

"Ga usah di suruh juga makannya emang banyak mah. Gak tau malu."

"Lebih gak tau malu mana tiap pagi baru bangun langsung geledah rumah orang, terus bangunin yg punya rumah pake air keran?"

"Kamu masih lakuin itu nona?"

"Kenapa emang mah? Nona kan baik bangunin deka biar gak bangun telat." Nona menyuapkan potongan sandwich terakhirnya.

"Tapi kan deka gak ada kegiatan, masa kamu bagunin pagi-pagi."

Ina memang niat membela deka, namun mendengar 'gak ada kegiatan' membuat deka merasa tersindir. Tidak ada kegiatan sama dengan pengangguran. Syukurlah sekarang ia sudah dapat pekerjaan. Jika belum mungkin ia akan sangat tersinggung.

"Mamah mah belain deka terus."

🛵🛵🛵

"Tuh kan gue bilang juga apa, mendingan loe loakin nih si shiro." Nona menendang ban belakang shiro.

Deka berhenti mendorong shiro hanya untuk melepaskan tangan nona dari body shiro. Ia bahkan sangat teliti memeriksa bagian yang tadi terkena tendangan maut nona, khawatir kalau ada yang lecet atau bahkan penyok.

"Jangan berani-berani loe menganiaya shiro gue. Dia keseringan ngambek gara-gara loe ngedumel mulu." Ucap deka kembali mendorong shiro.

"Dianya aja yang butut." Nona hampir saja memukul jok shiro kalau tidak ada tangan deka yang menghalanginya.

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang