Dua Puluh Tiga - Adult Warning!!

384 23 0
                                    

"Tadi panas, kepanasan. Sekarang ujan, kedinginan. Nona cantik pengen pulang." Rengek nona saat hampir seluruh tubuhnya basah oleh air hujan.

Setelah acara renang dadakan tadi sore, nona dan deka harus berkeliling dan berjalan sejauh 3km untuk menemukan penjual pakaian. Entah keberuntungan yang sedang berpihak pada deka atau kesialan yang menimpa nona, karena belum genap sejam mereka memakai baju tersebut, mereka sudah basah oleh air hujan. Dan sekarang mereka terdampar di pulau tanpa perbekalan apapun.

"Dingin ya?" Tanya deka yang sedari terus memerhatikan nona yang sibuk menyingkirkan bulir-bulir air pada lengannya.

Pertanyaan bodoh, rutuk nona di dalam hati.

"Udah tau nanya."

"Mau gue peluk?" Tawar deka.

"Mimpi aja loe."

Nona sama sekali tidak terpengaruh dengan tawaran deka. Dia hanya sibuk mengibas-ngibaskan rambutnya. Sesekali ia memeras ujung bajunya, niatnya agar membuat bajunya cepat kering, namun tindakannya itu justru membuat bajunya super kusut dan semakin terlihat berantakan.

Kegiatan khusyu yang sedang dilakukan nona harus terganggu oleh gerakan nyeleneh yang dilakukan deka. Tangan deka merayap dari pinggang hingga menautkan kedua jarinya di depan perut nona. Tidak hanya sampai di situ, kepala deka juga di rapatkan hingga telinga dan pipi mereka berhimpitan. Tak ayal tindakan itu membuat nona menahan nafas, berusaha menekan detak jatungnya yang tidak terkontrol. Ia tidak ingin deka menyadarinya.

"Lepasin." Erang nona yang terus berusaha melepaskan pelukan deka.

"Kenapa? Loe deg-degan ya?"

"Nggak." Kilah nona.

Tentu saja deka tidak percaya. Tangan deka bertengger begitu erat pada perut nona, jelas ia merasakan kalau sahabat tercintanya itu berusaha mati-matian menahan nafasnya. Kekehan deka diikuti dengan pelukannya yang semakin erat hingga tubuh deka menempel seutuhnya pada tubuh belakang nona.

Inilah yang dimaksud keberuntungan yang berpihak pada deka. Mereka terjebak hujan dan harus berteduh dibawah karang. Poin plusnya mereka hanya berdua, itu kesempatan bagi deka untuk menciptakan momen romantis yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.

"Kenapa sih cewek gengsi banget ngakuin perasaannya." Suara yang terdengar sangat percaya diri dari deka membuat nona menghembuskan nafas frustasi, ia ketahuan berbohong.

"Iya gue deg-degan, makannya loe jangan kaya gini."

"Iya iya, gue lepasin." Ucap deka mengalah.

Setelah melepaskan pelukannya, deka memutar tubuh nona agar menghadap kearahnya. Ia membawa tubuh nona kembali ke dalam pelukannya, kemudian ia mendekap kepala nona dengan kedua tangannya, menghirup aroma pucuk kepala nona yang bau matahari bercampur dengan aroma garam yang menguap.

"Serius, gue sayang dan cinta banget sama loe non. Gue ga bisa seharipun ngejalanin hidup tanpa kehadiran loe. Gue udah terbiasa hidup ada loe di samping gue. Makannya waktu loe marah sama gue kemarin rasanya hidup gue jadi abu-abu. Ga ada yang jail dan iseng kaya loe. Sebandel-bandelnya loe, segimanapun nyebelinnya loe, sejelek-jeleknya tingkah laku loe, gue tetap nerima keburukan..."

"Loe lagi nyatain perasaan loe apa lagi ngelist keburukan gue?" Protes nona sebal.

"Haha.. loe ga usah ngerusak momen deh."

"Loe yang ngerusak, kalau mau puji gue ya puji aja jangan ada embel-embelnya segala." Nona menjauhkan kepalanya dari dekapan tangan deka dengan paksa, lalu menatap manik mata deka yang begitu lembut menatapnya.

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang