Ekstra - Nona's Poin Of View

372 16 0
                                    

Satu tahun berlalu

Sering kali aku bertanya-tanya, mengapa kiranya kenangan tericipta begitu mudah, tapi tak semudah ketika kita berusaha meghapusnya? Ku harap ingatan tentang kita masih tersimpan didalammu, entah dilipatan memorimu yng sebelah mana, aku tak begitu peduli. Sebab didalamku, segala tentang kita berputar-putar tanpa henti. Seperti lirik lagu yang liriknya kuhafal jelas kata demi kata.

Kita pernah seperti cinta dan benci, yang tak pernah bisa lepas satu sama lain. Kita pernah sedekat kelopak dan air mata, tidak peduli mau sedih ataupun bahagia. Hari-hariku pernah selalu dipenuhi oleh kamu dan aku sama sekali tak merasa jemu. Terbiasa akan hadirmu ternyata tidak begitu baik untuk masa depanku. Membuatku selalu ingin berada dimasa lalu, ketika hati tak perlu lelah mencari-cari jalan keluar untuk melupakan siapapun, termasuk kamu. Bukan salahmu membuatku jatuh cinta setengah mati, ini salah hati mengapa begitu saja padamu menjatuhkan hati.

Memang tak ada hati yang bisa memilih tujuannya. Namun semua kembali kepada bagaimana kita mencinta. Kamu seakan laut yang paling dalam, entah mengapa aku rela menyerahkan diri menjadi penyelam yang tetap, pada akhirnya aku tenggelam dan mati tak bersisa. Kepadamu aku pernah mempertaruhkan harga diri hingga bertindak bodoh dan rasa malu sudah tak ku hiraukan lagi. Kepadamu aku pernah dengan pasti menggantungkan perasaan, tapi ternyata memiliki dirimu butuh banyak perjuangan. Diantara kita pernah ada rasa serupa tergapai, namun nyatanya tak kunjung sampai.

Kamu telah membuat aku pesimis tentang harapan. Betapa karenamu, hati sudah jatuh terlalu dalam, mambawa serta kecewa didalam sakunya. Tanpa pernah tau semestinya ia juga berbekal obat penyembuh luka. Kemudian aku merasa benci pada kenyataan yang terjadi, seperti menyalahkan nasibku sendiri atas ketidakmampuanku untuk melawan takdir burukku. Lalu sekarang apa?

Selain luka, masa lalu juga ternyata mewariskan berlaksa kenangan yang sulit untuk ku lupa. Diantara sebagian kenangan yang senantiasa berkeliling itu, ada kamu berdiri tegak dibalik segala alasan. Mengapa setelah semesta tidak merestui kita, ia juga memberikan kenangan-kenangan masa lalu yang kemanapun selalu membayangi langkah-langkah kakiku?

Aku seperti masih berdiam dihari-hari lampau. Enggan untuk melangkah, hingga kemudian hampir punah di balap oleh sang waktu. Seharusnya ini bukan salah daya pikirku yang selalu ingat, ini salahku yang enggan untuk lupa. Dan ketika kini kamu masih senantiasa merajai benakku, kubiarkan hingga akhirnya waktu menghapusmu. Mutlak.

🛵🛵🛵

3 tahun berlalu

Jika kamu tau, tiga tahun ini aku berjuang untuk menjaga detak jantung ini agar terus berirama. Jantung yang selalu bergemuruh di dalam jiwaku setiap kali aku menatap potretmu terlihat di sudut mataku. Jika kamu berada disini, maka engkau akan tau batapa aku mencintaimu dan hati ini selalu mendamba kehadiranmu disisi.

Air mata ini menetes saat rasa yang menghimpit di jiwaku ketika sekejap kutatap bayangmu yang mengecupku dalam sepi. Engkau akan tau, betapa sembilu telah mengiris jiwaku. Jiwa yang memberontak dalam kalbu ketika aku hanya bisa menatapmu dan tak mungkin bisa menggapaimu, engkau akan tau betapa aku enggan untuk tersenyum.

Rasa setia menikam hatiku ketika rindu menuntut untuk dipenuhi, ketika rindu ingin ditemukan oleh objek pengikatnya. Ku pejamkan mata, menahan pedih menghela nafas yang tersenggal dan hanya bisa berbisik pilu. Jika kamu tau, rasa setia yang aku miliki hanya untuk mencintaimu maka engkau akan tau, setiap doa dari bibirku hanyalah untuk kebahagiaanmu.

Bahagiamu adalah bahagiaku, kamu harus tau jika seluruh jiwa dan raga rela ku korbankan untukmu, asal engkau tetap hidup dalam pilihan yang akan membuatmu bahagia. Percayalah, hati ini tak mungkin berpaling meski engkau bukan untukku.

Jika engkau tau, aku menunggumu menemukanku.

🛵🛵🛵

#jeda sebelum part terakhir dan epilog yang akan aku privat

Nona Vs Deka ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang