Aku masih di sini. Menanti hujan kan reda.
Kedua tanganku menjulur ke depan, menampung beberapa titik air, lantas menyesapnya guna membasahi kerongkongan.Halte ini sepi, tak ada seorang pun selain aku dan juga seekor kucing yang melingkar di atas bangku halte. Setelah kuamati, kami terlihat sama. Tepatnya sama-sama lusuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...