Aku tidak tersinggung sama sekali. Namun, penilaiannya mengenai diriku kelewat salah.
Ia belum tahu bagaimana rupaku yang sesungguhnya, jikalau aku tak mengenakan gaun menjijikkan ini. Jikalau wajah kotorku dipoles dengan sedikit bedak.
Aku meyakini, bahwa ia akan bertekuk lutut dan hanya mengagumiku.
"Maka, cuci tubuhku. Berikan gaun indah juga sedikit sentuhan ajaib pada wajahku."
"Aku akan menjadi lebih menarik untukmu, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...