Sekarang, di sinilah aku berada. Tepat di depan pintu utama flat. Duduk di atas lantai untuk menyambut Tuanku pulang.
Saat pintu telah berayun ringan, menghadirkan tubuh jangkung di baliknya, aku lekas tersenyum sambil menengadah.
Hatiku berseru riang. Tuanku telah pulang, Tuanku datang.
Ia lantas mendaratkan tangan di atas puncak kepalaku, berlutut sejenak dengan satu kaki menekuk di atas lantai.
Ibu jarinya menuju belah bibirku, membuatku terpejam kala merasakan sentuhan hangatnya.
"Bagaimana harimu, Grey?"
Senyumnya mengembang manis.
"Luar biasa menyenangkan, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...