Aku berusaha menyembunyikan toples berisi jantung itu di balik punggung.
Netraku mulai menelisik paras seorang pria yang tengah menempelkan selembaran tentang lowongan pekerjaan.
Seketika aku mendekat ke arahnya, tetap menyembunyikan wujud toples yang kubawa.
Alih-alih mengabaikan keberadaanku, pria itu bergegas menilik, tanpa diduga ia tersenyum begitu ramah.
"Halo, Nona. Aku sedang membutuhkan seorang pekerja keras. Jika ada seseorang yang dekat denganmu dan membutuhkan pekerjaan, maka kau bisa hubungi nomor yang tertera di sini."
Aku terpukau, tak henti memandangi parasnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung berucap dengan iringan senyum simpul.
"Aku sedang membutuhkan pekerjaan, Tuan."
"Bolehkah aku ikut denganmu?"
Dia, benar dia.
Aku akan segera memiliki tuan baru.
[END]
KAMU SEDANG MEMBACA
Master
FanfictionAku hanya ingin dia mengerti. Sedari awal manik kami bertemu, di bawah rintikan hujan, aku langsung tahu bahwa dia Tuanku, bahwa dia hatiku. Tapi, Tuanku hanya menganggapku budaknya, yang senantiasa bersujud di depan pintu dan mengharap belaian pada...